64 Hektare Sawah di Bantul Kebanjiran, Petani Keluhkan Banjir Tahunan

Lahan tergenang air hujan jadi bencana tahunan

Bantul, IDN Times - Sebanyak 64 hektare  sawah di Bantul terendam air. Hujan lebat yang terjadi beberapa hari ini menyebabkan lahan pertanian di Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan kebanjiran. Akibatnya tanaman padi yang telah berusia antara 45 hingga 60 hari terancam mati. 

1. Lahan pertanian yang tergenang air hujan mencapai 64 hektare

64 Hektare Sawah di Bantul Kebanjiran, Petani Keluhkan Banjir TahunanWarga memasang jaring untuk menangkap ikan pada lahan pertanian yang terendam air hujan. IDN Times/Daruwaskita

Kepala UPTD Balai Pelaksana Penyuluhab (BPP) Dinas Pertanian Pangan Keluatan dan Perikanan (DPPKP) Bantul Marjaka mengatakan lahan pertanian yang terendam air hujan meliputi terdapat di Padukuhan Kuwaru, Ngentak, Karang dan Cangkring yang masuk Kalurahan Poncosari.

"Lahan pertanian yang terendam air kurang lebih mencapai 64 hektare dengan usia tanaman padi antara 45 hingga 60 hari. Pada awal pekan kemarin sempat terendam dan mulai surut namun hujan lebat kembali terjadi," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (21/2/2021).

 

Baca Juga: 6 Pesona Destinasi Bukit Lintang Sewu di Bantul Yogyakarta, Komplit!

2. Setiap tahun sawah petani selalu kebanjiran

64 Hektare Sawah di Bantul Kebanjiran, Petani Keluhkan Banjir TahunanIlustrasi kegiatan petani di area persawahan yang terendam air. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Lahan pertanian yang ada di empat padukuhan tersebut berada di daerah paling selatan, hanya berjarak beberapa ratus meter dari laut selatan. Marjaka mengatakan petani di daerah ini saat musim selalu kebanjiran.  

"Petani tidak kaget ketika sawah mereka terendam saat musim hujan apalagi memasuki puncaknya Petani juga sudah melakukan antisipasi dengan membersihkan saluran air," ujarnya.

 

3. Tak hanya menggenangi sawah, luapan air hujan juga membanjiri perkampungan

64 Hektare Sawah di Bantul Kebanjiran, Petani Keluhkan Banjir TahunanSeorang anak kecil sedang bermain di lahan pertanian yang terendam air hujan.IDN Times/Daruwaskita

Salah satu petani di Padukuhan Kuwaru, Widi mengatakan lahan pertanian di Kuwaru setiap musim hujan menjadi langganan terendam air. Tak hanya sawahnya yang kebanjiran, luapan air hujan juga masuk ke wilayah perkampungan terutama di sisi timur Padukuhan Kuwaru. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan petani sudah pasti jadi pihak paling dirugikan.

"Saat ini tanaman padi yang ditanam usianya masih muda sehingga kemungkinan akan mati jika air tidak segera surut," ujarnya.

Dijelaskan banjir yang sering merendam lahan padi seharusnya dapat ditanggulangi dengan gerakan pengerukan sedimen di sepanjang jaringan air. Selain itu perlu pelebaran gorong-gorong yang berada di dekat tempat pemungutan retribusi Pantai Baru. 

"Misalnya sedimentasi di jalur air ini dikeruk tentu dampaknya tidak akan separah ini. Selain itu gorong-gorong dekat TPR  Pantai Baru harus diperlebar,  itu menurut kami solusi  agar banjir tidak sampai merendam tanaman padi," jelas Widi.

Baca Juga: 10 Kuliner Bantul Ini Wajib Dicoba Kalau Kamu Liburan ke Jogja

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya