1.444 Kasus TBC Terjadi di Bantul, Pemkab Giat Minimalkan Penularan
![1.444 Kasus TBC Terjadi di Bantul, Pemkab Giat Minimalkan Penularan](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2022/11/cdc-linionbajm4-unsplash-2-c5813d5020b7c6a0b4b09e2d96f879fa-77ae20a0126d9332de63ce794bd374a7_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Bantul menyebut dalam kurun 11 bulan, mulai Januari hingga November 2023, terdapat 1.444 kasus TBC yang ditemukan, atau terdapat 1 kasus TBC per 1.000 penduduk di Kabupaten Bantul. Jumlah tersebut adalah 58,7 persen dari estimasi 1.950 kasus TBC tahun 2023 yang ada di Bantul.
1. Sebanyak 10,6 persen penderita TBC adalah mahasiswa atau pelajar
Sekda Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharjo mengatakan dari 1.444 kasus TBC tahun ini, sebanyak 420 pasien adalah usia produktif. Sebanyak 122 pasien berstatus sebagai pelajar/mahasiswa atau 10,6 persen, wiraswasta sebanyak 6,5 persen, serta pegawai swasta 3 persen.
"Dari 1.444 kasus TBC tersebut, sekitar 21,24 persen tercatat memiliki penghasilan rendah, mereka bekerja sebagai buruh, ibu rumah tangga atau tidak memiliki pekerjaan," ujarnya, Jumat (24/11/2023).
2. Penularan penyakit TBC seperti COVID-19
Cara meminimalkan persebaran, Pemkab Bantul memeriksa sebanyak 12.576 dari target 9.477 terduga TBC, atau 132 persen.
"Kita telah berupaya menekan angka penularan TBC, salah satunya memberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak erat pasien, dan kasus infeksi laten TB. Penemuan kasus aktif pada populasi berisiko melalui kegiatan active case finding (ACF), serta kolaborasi multi sektor melalui pendekatan district based public private mix (DPPM)," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Gus Bud ini mengatakan, penularan TBC tak beda jauh dengan COVID-19, namun bisa diajak untuk berinteraksi secara sosial dan kegiatan ekonomi lainnya.
"TBC ini dapat ditanggulangi dengan memakai alat pelindung diri atau APD seperti COVID-19, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin," terangnya.
3. Diperkirakan 800 penderita TBC belum ditemukan
Sementara itu Kepala SSR Sinergi Sehat Indonesia Indonesia Bantul, dr. Nurkholis Majid menyebut jumlah pendirita TBC tahun 2023 di Bantul diperkirakan mencapai 1.950. Saat ini baru ditemukan 1.444 kasus. Ia menyebut masih ada 800 lebih penderita TBC yang belum ditemukan dan berpotensi menularkan.
"Jadi kalau masih ada 800-an penderita TBC yang belum ditemukan, maka dalam satu tahun akan ada 8 ribuan penderita baru TBC di Bantul. Sebab 1 orang penderita TBC dalam satu tahun bisa menularkan ke 10 orang," ujarnya.
Penanggulangan TBC, diakui Nurkholis tidak bisa dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja atau LSM yang bergerak dalam penanganan TBC. Namun harus melibatkan semua pihak mulai dari jajaran pemerintahan di kabupaten, kapanewon, kalurahan, hingga kader-kader kesehatan ditingkat padukuhan. Termasuk juga sakit, puskesmas, klinik-klinik kesehatan hingga dokter yang membuka praktik.
"Kalau Pak Sekda tadi bilang penularan TBC seperti COVID-19, maka cara penanggulangannya juga harus sama. Dari atas sampai bawah harus bergerak semua," terangnya.
Baca Juga: Dishub Bantul Setop Bengkel Produksi Kereta Kelinci