Yogyakarta, IDN Times - Inovasi wisata di Yogyakarta seakan tak ada habisnya. Mulai dari wisata alam, kuliner dan belanja, kali ini ada wisata jalan-jalan naik bus.
Kali ini Pemda DIY membuat inovasi yaitu menyiapkan bus wisata. Tak hanya sekedar keliling naik bus, wisatawan akan disuguhi cerita tentang beberapa tempat bersejarah yang berada di sumbu filosofi Daerah istimewa Yogyakarta (DIY). Mau mencoba?
Dinas kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan dua buah bus untuk berkeliling di tempat bersejarah. Bus ini akan mengajak wisatawan berkeliling mulai dari Tugu Pal Putih - Alun-alun utara atau Keraton Jogja - Pojok Beteng Kulon- Pojok Beteng Kidul - Perempatan Plengkung Gading - Panggung Krapyak - Pojok Beteng Wetan Kidul - Jalan Mataram dan terakhir adalah Kotabaru.
Durasi tempuh wisata yang disebut dengan sangkan paran dumadi adalah 1,5 jam
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi mengatakan program bus Jogja Heritage Track untuk mengenal dan belajar serta menikmati bangunan cagar budaya dengan fun dan menarik.
"Kita hanya punya dua bus, ini fasilitas untuk mengenal cagar budaya dengan fun dan menyenangkan. Kita berharap masyarakat bisa menggunakan fasilitas ini untuk mengenal kelestarian budaya di Jogja," ujar Dian Laksmi dikutip dari akun @sumbufilosofi, Minggu (17/4/2022).
Bagi yang penasaran kapan Jogja Heritage Track bisa segera di jalan, Dian mengatakan setelah lebaran, warga dan wisatawan bisa mencoba melalui aplikasi khusus yang saat ini sedang disiapkan.
Alat trasnportasi yang dinamakan Bus Jogja Heritage Track, mampu menampung maksimal sebanyak 10 penumpang. Istimewanya di bagian belakang bus, disediakan tempat untuk mengangkut sepeda. Jadi bagi kamu yang membawa sepeda, tak perlu repot meninggalkan di tempat parkir.
Berdasarkan unggahan @sumbufolosofi, saat berkeliling dengan bus berwarna putih dan berbentuk kotak ini, wisatawan akan dijelaskan mengenai tempat bersejarah di Jogja. Contohnya seperti tugu pal putih yang dulu bernama Tugu Golong Gilig, yang mempunyai tingginya 25 meter pada zaman dulu.
Ada juga penjelasan mengapa Sri Sultan Hamengkubuwono itu tidak boleh melewati pelengkung gading atau pelengkung nirbaya.
Penasaran kan? Kita tunggu ya, gak lama lagi kok!