Besok Senin, Prabowo Bakal ke Klaten Luncurkan Kopdes di 80 Ribu Titik

- Prabowo akan meluncurkan 80 ribu koperasi di seluruh Indonesia
- KDMP dan KKMP menjadi jaringan distribusi permanen pemerintah untuk program sosial
- Koperasi Desa Merah Putih diharapkan mampu mencegah praktik curang seperti pengoplosan beras subsidi
Sleman, IDN Times - Presiden RI, Prabowo Subianto dijadwalkan untuk meresmikan Koperasi Desa dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) serta Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) se-Indonesia, Senin (21/7/2025) besok.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) kala meninjau KPDM Sinduadi, Mlati, Sleman, Sabtu (19/7/2025).
1. Prabowo ke Klaten luncurkan 80 ribu koperasi se-RI

Menurut Zulhas, Prabowo dijadwalkan untuk meluncurkan KDMP dan KKMP di 80 titik seluruh Indonesia secara seremonial dari Klaten, Jawa Tengah.
"Senin lusa, kita akan mengumumkan peluncuran 80 ribu lebih Koperasi Desa Merah Putih dan Koperasi Kelurahan Merah Putih di Klaten yang akan dilakukan oleh Bapak Presiden," kata Zulhas.
2. Jaringan distribusi permanen pemerintah

Zulhas mengatakan, KDMP dan KKMP adalah langkah pemerintah membangun distribusi permanen untuk menyalurkan bantuan atau program sosial milik negara. Seperti operasi pasar dan lain semacamnya.
"Koperasi Desa Merah Putih dan Koperasi Keluruhan itu menjadi salah satu infrastrukturnya pemerintah untuk pasar murah, bagi sembako, operasi pasar, untuk pembagian-pembagian program-program sosial lainnya. Pemerintah belanja di Kopdes," ujarnya.
Zulhas melanjutkan, kedua jenis koperasi ini juga diproyeksikan bisa menjadi pusat belanja kebutuhan bahan baku program Makan Bergizi Gratis (MBG). "Makanya kita akan cepet kerjaan, termasuk nanti makan bergizi belanjanya di Kopdes karena tiap kelurahan ada," katanya.
3. Kopdes anti beras oplosan

Sebagai sentra distribusi permanen milik pemerintah, KDMP dan KKMP juga diharapkan mampu mencegah praktik curang seperti pengoplosan dan manipulasi harga beras di pasar.
Zulhas menyinggung praktik curang pengoplosan beras subsidi yang merugikan masyarakat. Semisal harga beras yang semula Rp14.500 per kilogram disubsidi oleh pemerintah hingga harganya menjadi Rp12.500 per kilogram. Akan tetapi oknum pengoplos berulah dengan mencampur beras subsidi tadi dan menjualnya dengan harga Rp13.500 per kilogram.
"Harga berasnya Rp14.500, disubsidi jadi Rp12.500. Ada selisih Rp2.000, dicampur jualnya Rp13.500. Masih untung, lakunya cepat, tapi rakyat dirugikan," ucapnya.