TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peneliti UGM Kembangkan Hidrogen Jadi Pengganti Bahan Bakar Fosil

Hidrogen bebas jejak karbon dan pencemaran lingkungan

Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), Deendarlianto (dok. ugm.ac.id)

Intinya Sih...

  • Hidrogen sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar fosil di tengah keterbatasan sumber minyak dan gas bumi.
  • Penelitian energi hidrogen oleh UGM masih terbilang kurang dikembangkan di Indonesia, padahal sudah lama diterapkan di negara maju.
  • Penelitian fokus pada produksi green hydrogen, metode penyimpanan, melibatkan mahasiswa, dan berharap pemerintah mendukung penelitian ini.

Sleman, IDN Times - Hidrogen punya potensi sebagai alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil di tengah keterbatasan sumber energi minyak dan gas bumi.

Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Deendarlianto kini tengah melaksanakan penelitian hidrogen sebagai pengganti bahan bakar atau sumber energi di masa depan.

1. Riset energi belum banyak dikembangkan

Deenderlianto menjelaskan riset energi hidrogen belum banyak dikembangkan di Indonesia. Padahal di negara maju seperti di Amerika dan Eropa, riset dan bahkan aplikasi pemanfaatan energi hidrogen sudah lama diterapkan.

Selain keterbatasan sumber energi minyak dan gas bumi, Indonesia semestinya juga tak terus bergantung pada bahan bakar fosil merupakan pemasok terbesar terhadap jejak karbon serta pencemaran lingkungan.

Sementara hidrogen bisa digunakan sebagai bahan pengganti bahan bakar fosil menimbang betapa besarnya energi yang dihasilkan dengan tanpa menciptakan jejak karbon atau limbah lingkungan.

"Hidrogen bisa menjadi pengganti bahan bakar pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik," kata Deen, sapaan akrab Deenderlianto saat ditemui di Laboratorium Mekanika Fluida FT UGM, dikutip dari laman resmi UGM, Sabtu (14/9/2024).

2. Riset merupakan sebuah proyek kolaborasi

PLN Indonesia Power (PLN IP) segera memperluas pemanfaatan hidrogen. (Dok/Istimewa).

Penelitian terkait hidrogen oleh Deen bersama tim, adalah sebuah proyek kolaborasi yang dibiayai pemerintah serta beberapa pihak dari industri seperti PLN dan Pertamina.

Selain itu, proyek ini juga diikuti oleh berbagai perguruan tinggi dari dalam dan luar negeri, seperti UI, ITS, NTU, serta Universitas Groningen dari Belanda.

Deen menjelaskan, fokus utama dari penelitian ini terkait dengan produksi green hydrogen. Artinya, hidrogen jenis ini merupakan jenis hidrogen yang diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan.

"Kita juga tengah memimpin program riset terkait metode penyimpanan dari hidrogen itu sendiri," ucap Guru Besar Teknik Mesin UGM itu.

Sekalipun masih dalam tahap riset dan pengembangan, kata Deen, sejauh ini hasilnya cukup signifikan. Salah satu tantangan terbesar yang ia dan bersama tim hadapi adalah terkait dengan penyimpanan, memastikan supaya hidrogen yang disimpan tidak bocor atau keluar.

Deen menerangkan aspek ini vital menimbang kerusakan yang timbul akibat hidrogen yang bertemu dengan oksigen. Persoalan lain, yakni proses perlakuan dari hidrogen yang cukup rumit dan juga kekhawatiran mengenai apakah peralatan yang digunakan mampu menanggung beban penyimpanan dari hidrogen itu sendiri.

Baca Juga: UGM Olah Biji Salak dan Kulit Jeruk Jadi Obat Herbal Kanker Serviks

Verified Writer

Tunggul Kumoro Damarjati

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya