Kayu Sengon Mahal, UGM Teliti Alternatif Media Tanam Jamur
Harga baglog kayu sengon naik hingga 5 kali lipat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Jamur konsumsi umumnya memanfaatkan limbah kayu sengon sebagai media tanam (baglog). Namun, harganya semakin melonjak dan sulit didapat.
Oleh karenanya, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Nagoya University, Jepang, meneliti alternatif media tanam jamur pengganti kayu sengon.
“Saat ini harga limbah kayu sengon naik hampir 5 kali lipat dan jumlahnya pun semakin terbatas sehingga kami berupaya mencari alternatif lain, membuat media tanam baru dengan memanfaatkan limbah kayu dari penebangan langsung di masyarakat,” ucap dosen dan peneliti Konversi di Laboratorium Biomaterial Fakultas Kehutanan UGM, Dr. Denny Irawati, Selasa (11/7/2023) di sela-sela peresmian Unit Penelitian dan Pengembangan Jamur Konsumsi (UP2JK) UGM.
1. Ada 4 ribu jenis pohon di Indonesia
Denny menjelaskan, jenis kayu yang tumbuh di Indonesia ada 4 ribu lebih. Namun, sebagian besar petani jamur masih memercayai jika jamur hanya bisa dibudidayakan dengan kayu sengon.
“Dari penelitian sebelumnya yang kami lakukan di Fakultas Kehutanan UGM, memang tidak semua jenis kayu bisa dipakai sebagai media budi daya jamur. Namun begitu, bukan berarti hanya jenis kayu sengon saja yang bisa digunakan sebagai media tanam,” kata dia dilansir laman resmi UGM.
Baca Juga: Saran UGM Cegah Antraks: Kremator Berjalan-Beli Tanah Penguburan
Baca Juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Glucosweet, Pemanis dari Singkong