Optimalkan Layanan Difabel, Pemkot Jogja Gandeng Universitas Swedia
Perlu perjuangan panjang untuk difabel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen terhadap pemenuhan dan perlindungan penyandang difabel, serta menjadi kota inklusif. Sebagai bentuk keseriusan terhadap pemenuhan hak difabel, Pemkot Jogja juga menggandeng Lund University Swedia.
Salah satu upaya pemenuhan hak dengan menghadirkan Rumah Layanan Disabilitas (RLD) yang berada di kompleks Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Pengasuhan Anak Wiloso Proja di Gowongan Lor, Jetis.
"RLD yang hadir sejak tahun 2022 dirasa belum optimal. Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh perangkat daerah, komunitas non pemerintah serta organisasi yang bersinggungan dengan penyandang disabilitas dapat berkolaborasi membuat pusat data yang memudahkan para penyandang dalam mendapatkan pelayanan publik," ujar Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial,Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Indrawati, pada acara FGD Penyusunan Peta Jalan Pengembangan RLD di Ruang Yudistira Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (21/2/2024).
1. Layanan masih terbatas aspek sosial dan ketenagakerjaan
Untuk saat ini jenis layanan yang ada di RLD masih terbatas pada aspek sosial dan ketenagakerjaan. Indrawati menyebutkan jenis layanan yang dilaksanakan antara lain layanan kedaruratan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), fasilitasi alat bantu, serta pelatihan bagi difabel dan keluarga. Sementara untuk aspek ketenagakerjaan, jenis layanan yang sudah difasilitasi yaitu konsultasi ketenagakerjaan, lowongan kerja dan pembuatan kartu pencari kerja.
"Melalui forum ini, harapannya dapat menghasilkan kolaborasi dari berbagai stakeholder dalam memberikan layanan yang komprehensif bagi penyandang disabilitas. Terciptanya layanan data yang dapat dimanfaatkan serta mudah diakses bagi mereka," ujar Indrawati.