TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Target Pemesanan Kamar Hotel 75 Persen saat Libur Panjang Terpenuhi

Penurunan daya beli, okupansi hotel bintang 3 turun

ilustrasi hotel (pexels.com/helenalopes)

Intinya Sih...

  • PHRI DIY menargetkan reservasi kamar hotel mencapai 75 persen selama libur panjang akhir pekan, namun hingga 13 September baru mencapai 50 persen.
  • Tingkat reservasi di pusat Kota Yogyakarta mencapai 70 persen, namun diprediksi akan turun setelah tanggal 16 September karena banyak wisatawan pulang.
  • Penurunan daya beli masyarakat menyebabkan okupansi hotel bintang tiga ke bawah masih kosong, sementara hotel bintang empat atau lima memiliki tingkat okupansi yang tinggi.

Yogyakarta, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan reservasi kamar hotel mencapai 75 persen selama libur panjang akhir pekan, bertepatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Deddy menyebut berdasarkan laporan sementara anggota PHRI DIY, reservasi atau tingkat pemesanan kamar hotel per 13 September 2024 hingga pukul 14.00 WIB telah mencapai 50 persen.

"Kami targetkan rata-rata (reservasi) bisa mencapai 75 persen insya Allah untuk tanggal 13, 14, sampai 15 September," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono, Jumat (14/9/2024).

1. Pemesanan hotel lampaui target

Saat ini reservasi hotel di kawasan ring satu atau pusat Kota Yogyakarta mencapai 70 persen, sedangkan khusus pemesanan tanggal 14 September mencapai 80 sampai 85 persen.

"Tingginya reservasi tidak bertahan sampai tanggal 16 September, karena kemungkinan wisatawan sudah pulang ke daerah masing-masing untuk beristirahat sebelum masuk kerja kembali pada 17 September," terang Deddy. 

2. Penurunan daya beli, hotel bintang 3 ke bawah masih kosong

Tingginya pemesanan kamar hotel menjadi angin segar bagi anggota PHRI DIY,  ia berharap masyarakat atau calon wisatawan yang hendak menginap di Yogyakarta selama libur panjang tidak takut kehabisan kamar.

"Jangan takut kehabisan kamar karena hotel anggota PHRI masih banyak, asalkan tidak memilih di wilayah tengah Kota Yogyakarta," katanya.

Saat ini terjadi penurunan daya beli masyarakat yang mengakibatkan banyaknya kamar hotel bintang tiga ke bawah masih kosong.

"Dulu okupansi hotel bintang lima sampai nonbintang bisa sama rata. Sekarang yang (okupansi) tinggi justru hotel bintang empat atau lima karena mereka yang menginap di sana yang punya duit," ujar dia.

Baca Juga: Sejarah dan Peran Wayang Orang di Lingkup Keraton Jogja

Berita Terkini Lainnya