Bawaslu Sebut Ada 4 Kerawanan di Pilkada Bantul 2024
Netralitas aparat jadi perhatian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bantul, IDN Times - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kabupaten Bantul menyebut kerawanan Pilkada 2024 jauh lebih tinggi dibandingkan saat Pilpres maupun Pilleg 2024 lalu. Pasalnya, dalam kontestasi Pilkada 2024 melibatkan bakal calon bupati dan wakil bupati petahana. Di sisi lain juga ada lurah yang juga maju dalam pilkada sebagai bakal calon wakil bupati.
"Pilkada ini kontestasinya bersifat lokal sehingga potensi kerawanan jauh lebih tinggi dibandingkan pilpres maupun pilleg pada 14 Februari yang lalu," ucap Ketua Bawaslu Bantul, Didik Joko Nugroho, Kamis (13/9/2024).
1. Rawan terjadinya politik uang
Menurut Didik ada empat potensi kerawanan yang sangat mungkin terjadi dalam pelaksanaan tahapan pilkada. Pertama adalah praktik politik uang yang sangat mungkin terjadi. Oleh karenanya Bawaslu membentuk sukarelawan-sukarelawan partisipatif berbasis padukuhan. Jika hanya mengandalkan petugas dari Bawaslu dan jajaran di bawahnya jumlahnya sangat terbatas.
"Kami hanya punya 51 panwascam dan 75 pengawas kalurahan untuk seluruh Kabupaten Bantul tentu itu tidak mungkin," katanya.
Selain itu, Bawaslu Bantul juga membentuk desa antipolitik. "Termasuk kita membentuk desa antipolitik uang dan sebentar lagi akan dideklarasikan desa antipolitik uang yakni desa atau Kalurahan Guwosari," katanya.