Sumbu Filosofi Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan di Jogja 

Tahun pertama perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya

Yogyakarta, IDN Times - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (GIPI DIY) menyatakan banyak hal yang bisa 'dijual' dari Sumbu Filosofi setelah ditetapkan UNESCO sebagai warisan dunia. 

"Ini lebih kuat intangible daripada tangible, sehingga perlu penguatan knowledge teman pemandu, story telling bisa diletakkan di lokasi Sumbu Filosofi," ungkap Ketua GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, Selsa (3/10/2023).

1. Menambah lama tinggal wisatawan

Sumbu Filosofi Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan di Jogja Ilustrasi wisatawan di kawasan Malioboro. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Bobby menyebut pelaku industri dan pariwisata telah mempersiapkan sebelum penetapan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia. 

"Kami sadari Sumbu Filosofi sebagai trigger memperpanjang Lenght of Stay (LoS), atau lama tinggal wisatawan. Mengingat penjelasan Sangkan Paraning Dumadi itu tidak akan bisa diselesaikan 1 hari, minimal 3 hari 2 malam," ujar Bobby.

2. Pengemasan paket wisata untuk wisatawan

Sumbu Filosofi Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan di Jogja Wisatawan berada di kawasan Malioboro, Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Menurutnya semua segmen wisatawan bisa ditarik untuk mengunjungi Sumbu Filosofi, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. "Tinggal bagaimana pengemasannya, secara ringan, sedang, hingga berat yang ada experience, untuk minat khusus," ucap Bobby.

Ia juga meminta kepada seluruh industri, khususnya di pariwisata untuk mematangkan. "Harapannya segera direspon teman-teman industri mengonkretkan beberapa paket yang tentunya memperkuat Sumbu Filosofi," kata Bobby.

Baca Juga: Catatan Pelaku Wisata Jogja Agar Sumbu Filosofi Diminati Wisatawan 

Baca Juga: 7 Rekomendasi UNESCO Usai Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi Warisan Dunia

3. Tahun pertama perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya

Sumbu Filosofi Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan di Jogja Ilustrasi Tugu Pal Putih Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Menurut Bobby, satu tahun pertama setelah penetapan, stakeholder pariwisata dan Pemda DIY harus melakukan perbaikan yang dinilai masih kurang. Dampak positif ini bisa dirasakan pada tahun 2024. "Semua perlu mempersiapkan satu tahun pertama ini, sebagai respon positif atas ketetapan UNESCO," ujar Bobby.

Ada sejumlah hal menurut Bobby yang perlu dipersiapkan, mulai dari penyiapan infrastruktur hingga masyarakat menurutnya masih perlu ada pembenahan. "Perlu ada langkah konkret kita bersama. Perlu roadmap yang jelas, itu jadi pekerjaan rumah kita," kata Bobby.

Baca Juga: Pemda DIY: Relokasi Permukiman di Sumbu Filosofi Tak Perlu Dicemaskan

Baca Juga: Mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta, Warisan Dunia UNESCO  

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya