Badai PHK Startup, Ekonom UAJY: Salah Kelola dan Kondisi Ekonomi

Ini bisa pengaruhi anak muda bekerja di startup

Yogyakarta, IDN Times - Ekonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo, menyebut gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di startup terjadi karena dua faktor. Mulai dari salah kelola hingga pengaruh kondisi ekonomi.

Susilo menyebut goyahnya sejumlah startup sebenarnya sudah terjadi sejak pertengahan tahun ini. Ada yang bisa bertahan, namun akhirnya tidak kuat juga.

“Saya kira ini karena kombinasi. Kondisi ekonomi iya, tapi sebagian juga salah kelola,” kata Dosen Ekonomi Pembangunan UAJY itu, Senin (21/11/2022).

1. Salah prediksi pasar dan kondisi ekonomi

Badai PHK Startup, Ekonom UAJY: Salah Kelola dan Kondisi EkonomiEkonom Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo. (Dok.pribadi)

Salah kelola yang dimaksud Susilo, prediksi startup yang tidak tepat. Sejumlah startup disebut salah memprediksi pertumbuhan ke depan.

“Pandemi ini mengubah segalanya, demand pasar dan sebagainya. Sempat rekrut karyawan besar-besaran. Saat demand turun, ekonomi turun, solusi PHK,” kata dia.

Menurutnya, dengan kondisi startup yang sedang turun saat ini, akan sedikit banyak mempengaruhi pilihan generasi muda bekerja di startup. “Artinya memang ada seleksi alam. Apapun yang tren, semua ikut, gapapa, tapi ada seleksi alam. Mereka yang memahami pengelolaan dengan baik bertahan, sementara yang tidak bisa ya akan tersisih,” ujar Susilo.

Ia mengatakan, bertahannya startup sangat dipengaruhi bagaimana pengelolaannya. Kemudian juga kualitas dari sumber daya manusia (SDM) hingga pemilihan produk, dan kemampuan bersaing di pasar.

“Anak muda memang suka tantangan, tapi juga akan semakin rasional. Akan melihat cerita yang sukses maupun gagal,” ucap Susilo.

Baca Juga: Acara Komunitas Motor di Pantai Depok, Pelaku Usaha Rugi Ratusan Juta

2. Industri padat karya juga hadapi tantangan

Badai PHK Startup, Ekonom UAJY: Salah Kelola dan Kondisi EkonomiIlustrasi industri/pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Yogyakarta itu juga menyebut ancaman PHK sebenarnya tidak hanya menghantui startup saat ini. Namun, juga industri khusus padat karya, seperti tekstil, sepatu dan yang lainnya, yang memiliki orientasi ekspor. Namun, industri ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global.

“Tidak hanya startup. Industri padat karya juga, yang orientasi ekspor, kalau domestik masih aman. Untuk ekspor demand menurun, karena perilaku konsumen luar negeri itu rasional. Ketika ada sinyal menuju resesi, mereka antisipasi mengurangi konsumsi, fokus pada pangan dan energi. Kalau yang seperti baju, sepatu barang-barang yang sifatnya awet, mereka menunda,” ucap Susilo.

Tahun depan, menurutnya masih menjadi tantangan bagi sejumlah industri maupun startup. Pasalnya, kondisi domestik, tidak bisa juga dilepaskan dari kondisi global. Ia mengaku perang Rusia-Ukraina cukup berpengaruh pada rantai pasok, utamanya pada energi. Tidak lepas juga harga pangan domestik saat ini juga mulai merangkak naik.

3. Optimistis tapi tetap waspada

Badai PHK Startup, Ekonom UAJY: Salah Kelola dan Kondisi EkonomiIlustrasi Tugu Pal Putih Yogyakarta (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Susilo menambahkan, kondisi secara domestik di DIY masih cukup baik dengan pergerakan ekonomi yang berjalan. Namun, ia menyebut juga perlu waspada. “Mal, wisata masih penuh. Pertumbuhan ekonomi juga baik. Optimis namun tetap harus waspada,” ucapnya.

Ia mengatakan, pelaku usaha yang akan melakukan investasi memang harus lebih konservatif. Bisa menunda ekspansi, dan PHK menjadi pilihan terakhir. Sementara untuk pemerintah menurutnya memang harus merogoh kocek lagi, untuk membuat jaring pengaman sosial, terutama untuk para pekerja yang terkena PHK. 

Baca Juga: Harga Bergejolak, Bulog DIY Sudah Salurkan 3 ribu Ton Kedelai Subsidi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya