Pakar UGM: Bencana Kelaparan Ancaman Nyata, Termasuk di Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jaka Widada menyebut bencana kelaparan menjadi ancaman yang nyata. Bencana kelaparan tersebut diprediksi oleh Organisasi Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization (FAO).
Bencana kelaparan itu diprediksi akan menimpa dunia, termasuk Indonesia adalah ancaman nyata. Bencana kelaparan yang diprediksi terjadi pada 2050 itu, salah satunya dipicu oleh pertambahan jumlah penduduk dunia yang akan mencapai angka sepuluh miliar di tahun tersebut.
1. Produksi pangan harus didorong
Jaka menyebut jumlah penduduk dunia akan tumbuh. Jika tidak diimbangi dengan pertubuhan produksi pangan, kondisi tersebut akan menimbulkan permasalahan bagi dunia.
“Jumlah penduduk dunia akan menembus sepuluh miliar. Akan terjadi kelaparan luar biasa manakala produksi pangan tidak naik sebesar 70 persen dari sekarang. Ini bukan hal yang mudah karena dampak perubahan iklim juga sangat berpengaruh,” ucap Jaka saat acara Pojok Bulaksumur yang diselenggarakan di Gedung Pusat UGM, Selasa (29/11/2022).
Baca Juga: Ekonom UGM UGM Optimis Jogja Mampu Hadapi Ancaman Resesi
2. Perlu kesadaran masyarakat
Ancaman perubahan iklim dan krisis pangan, memang belum terlalu terlihat di Indonesia, karena ketersediaan sumber daya alam masih cukup melimpah dan kondisi geografis Indonesia yang memungkinkan produksi pertanian tetap berjalan sepanjang tahun. Akibatnya, pemborosan atau penggunaan sumber daya secara kurang efisien masih terjadi dalam banyak aspek, termasuk di sektor pertanian.
“Di Indonesia pemborosannya luar biasa karena merasa air tidak harus dibeli, tapi ke depan ancamannya akan luar biasa. UGM perlu melakukan edukasi untuk pelan-pelan menyadarkan tentang perubahan iklim,” kata Jaka.
3. Tiga negara yang siap menghadapai krisis
Menurut Jaka ada tiga negara yang telah siap menghadapi ancaman krisis pangan, yaitu China, Israel, dan Belanda. China sudah bisa membuat benih padi yang produksinya dua kali lipat lebih banyak, sedangkan Belanda dan Israel telah mengimplementasikan teknologi yang mumpuni untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian.
“Ethiopia dulu adalah negara dengan banyak kelaparan, sekarang setelah Israel masuk ke situ menjadi sumber pangan nomor tujuh di dunia karena teknologi dari Israel,” ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Energi UGM Ingatkan Pemerintah Program Rice Cooker Gratis