Gempa Bumi di Bandung Rusak Sejumlah Bangunan, Ini Saran Pakar UII
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo terjadi di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (18/9/2024). Guru Besar Bidang Bangunan Tahan Gempa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Sarwidi mengatakan peristiwa gempa itu mengingatkan akan pentingnya penerapan standar bangunan tahan gempa.
"Seluruh bangunan, khususnya yang berada di wilayah rawan gempa seharusnya menerapkan standar bangunan tahan gempa," kata Prof. Sarwidi dikutip Antara, Kamis (19/9/2024).
1. Gempa akibatkan sejumlah kerusakan
Menurut Prof. Sarwidi, gempa bumi Bandung yang terjadi di daratan dengan sumber yang dangkal berdasar data sementara mengakibatkan sejumlah bangunan rusak ringan, sedang, berat, hingga roboh.
Bangunan rumah yang roboh total atau dindingnya, mengindikasikan bahwa bangunan tersebut tidak mengakomodasi konsep bangunan tahan gempa.
Padahal, kata dia, seharusnya gempa dengan skala intensitas guncangan IV—V MMI belum mengakibatkan kerusakan jika bangunan sudah mengadopsi konsep bangunan tahan gempa.
2. Elemen struktur bangunan penting diperhatikan
Sarwidi menambahkan pada konsep bangunan tahan gempa, analisis ketahanan bangunan terhadap gempa lebih pada elemen struktur sebagai sistem penahan utama bangunan. Pada bangunan teknis bersistem rangka, lanjut dia, elemen struktur meliputi rangkaian fondasi, kolom, balok, dan pelat lantai.
Sementara itu, pada bangunan rumah nonteknis dan semiteknis tembokan, menurut Prof. Sarwidi, elemen strukturnya adalah rangka pengekang dan dinding tembok.
Baca Juga: Sesar Baru Picu Gempa Kabupaten Bandung Sudah Teridentifikasi
3. Jawa Barat miliki potensi gempa tinggi
Sarwidi menuturkan wilayah Jawa Barat mempunyai potensi kegempaan yang tinggi, baik disebabkan oleh sumber megathrust di lepas pantai maupun dari sumber sesar-sesar gempa di darat.
Oleh karena itu, kesadaran masyarakat umum sebagai pemilik rumah tentang potensi bencana gempa yang dapat terjadi sewaktu-waktu secara mendadak di wilayah-wilayah rawan gempa harus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
"Selama ini bencana gempa di luar wilayah pesisir hingga pedalaman umumnya disebabkan oleh dominasi kegagalan bangunan rumah masyarakat," kata Sarwidi yang juga pengarah BNPB ini.
Baca Juga: Jogja Spoor Festival 2024: Lokasi, Jadwal, dan Acara