TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar Beber Kesalahan Belanda saat Pasang Chattra Borobudur: Difoto

Terlanjur difoto padahal salah

Struktur chattra peninggalan Van Erp yang pernah dipasang di puncak stupa induk Candi Borobudur. (IDN Times/Bandot Arywono)

Intinya Sih...

  • Dosen arkeologi UGM, Aditya Revianur, menyebut pemasangan chattra Candi Borobudur oleh Theodoor van Erp menjadi kesalahan yang memicu polemik.
  • Pendokumentasian pemasangan chattra pada masa pemugaran masih bisa ditemukan hingga kini dan digunakan sebagai rujukan wacana pemasangan chattra beberapa tahun terakhir.
  • Wacana pemasangan chattra oleh Pemerintah Indonesia dianggap menyalahi prinsip utama pemugaran dan otentisitas Borobudur serta berpotensi membahayakan orang-orang di sekitarnya.

Sleman, IDN Times - Dosen arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Aditya Revianur, menyebut pendokumentasian pemasangan chattra Candi Borobudur oleh Theodoor van Erp dahulu kala menjadi sebuah kesalahan karena memicu polemik di masa sekarang.

Polemik termaksud adalah wacana pemasangan chattra oleh pemerintah Indonesia yang digaungkan dalam beberapa tahun terakhir.

1. Salah tapi terlanjur diabadikan

Theodoor van Erp diketahui adalah seorang insyinur Belanda yang memimpin pemugaran pertama Candi Borobudur tahun 1907–1911. Kata Aditya, van Erp sebenarnya sadar bahwa pemasangan chattra kala itu olehnya kurang pas sehingga dilepas lagi dari stupa inti.

"Di situ saat dicocokkan itu van Erp baru sadar kalau itu (chattra) ternyata tidak cocok, tapi, kesalahan Belanda itu adalah (stupa inti ber-chattra) difoto," kata Aditya ditemui di FIB UGM, Sleman, Kamis (12/9).

"Van Erp itu (chattra) difoto buat postcard, kalau dulu kan ada postcard agar orang ke Borobudur. Nah, hanya untuk tujuan itu, tapi kan sama dia habis foto kan (chattra) diturunkan lagi karena tidak pas," lanjutnya.

2. Coba tak difoto, aslinya juga cuma buat magnet turis

Gara-gara pendokumentasian selama pemugaran tersebut, potret stupa inti Candi Borobudur yang dimahkotai chattra itu masih bisa ditemukan sampai hari ini.

"Sebenarnya di bagian atas tidak hanya chattra kalau zaman Belanda itu, tapi Bendera Belanda juga. Kalau di foto itu kan ada foto versi chattra ada foto versi Bendera Belanda juga. Nah itu kan tujuannya buat estetika, soalnya pada waktu Borobudur selesai direkonstruksi oleh van Erp itu kan dunia pariwisata sedang naik. Belanda butuh itu agar orang-orang datang ke Borobudur dan juga (candi) Prambanan," ungkapnya.

Hasil jepretan ini jadi bukti sejarah dan dimungkinkan sebagai rujukan wacana pemasangan cattra di Candi Borobudur beberapa tahun terakhir.

Padahal, oleh para arkeolog termasuk Aditya, pemasangan chattra ini menyalahi prinsip utama pemugaran dan otentisitas Borobudur itu sendiri. Van Erp juga disebut menyesali kesalahannya itu.

Baca Juga: Tak Cukup Ditunda, Ahli Minta Wacana Chattra Borobudur Disetop

3. Wacana pemasangan chattra jangan cuma ditunda, tapi dihilangkan

Potret keindahan Candi Borobudur (pixabay.com/jumbojet)

Aditya termasuk dalam kalangan arkeolog yang sepakat bahwa wacana pemasangan chattra oleh Pemerintah Indonesia tak cukup ditunda, tapi harus dihilangkan sepenuhnya. Penambahan chattra pada stupa inti hanya akan menyalahi prinsip pemugaran dan otentisitas candi itu sendiri. Pasalnya, mengacu ke Relief Gandawyuha, Borobudur kuat kemungkinan memang tak didesain dengan chattra.

"Yang ada di relief Gandawyuha itu memperlihatkan bahwa stupa besar (Borobudur) itu tidak ada chattranya, dan kita bisa melihat di Borobudur di masa lalu kemungkinan besar tidak ada chattranya," jelasnya.

Lanjut Aditya, kajian meyakini jika arsitek Borobudur paham benar kondisi alam di sekitar candi, seperti banyak petir serta lokasinya yang berada di daerah patahan, sehingga rawan gempa.

Pemasangan chattra dianggap cuma akan membahayakan orang-orang di sekitarnya saat petir ramai menyambar atau gempa mengguncang hebat.

"Memperhatikan kondisi geografis Indinesia, kita kan ring of fire, bencana kan banyak. Apalagi posisi Borobudur pasti terkena abu vulkanik Merapi dan tentu akan membahayakan jika kena chattra dan itu sudah dipertimhangkan seribu tahun lalu," paparnya.

Bukti lain stupa induk tak didesain untuk pemasangan chattra yakni tidak ditemukannya sambungan pada bagian yasti.

Lalu, dari mana asal chattra hasil tinggalan Insinyur Belanda, Theodoor van Erp yang mau dipasang di stupa induk Borobudur?

Berita Terkini Lainnya