TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakar Politik UGM Bicara Peluang Jokowi Duduki Ketum Golkar

Kader Golkar di lingkaran Jokowi dinilai lebih memungkinkan

Presiden Jokowi di acara penyerahan SK TORA dan Peninjauan Expo Festival LIKE 2 Jakarta Convention Center (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Kader Golkar di lingkaran Jokowi dinilai lebih memungkinkan
    • Arya Budi menilai kemungkinan Presiden Jokowi atau elit Golkar menggantikan posisi Ketua Umum Partai Golkar.
    • Peluang Jokowi menjadi Ketum Golkar kecil karena AD/ART partai, namun peluang masuk jika ada perubahan AD/ART.
    • Orang di lingkaran Jokowi seperti Agus Gumiwang dan Bahlil diprediksi akan masuk sebagai Ketum Golkar.
  • Mundurnya Airlangga Hartarto
    • Mundurnya Airlangga dari posisi Ketum Partai Golkar menjadi kejutan bagi

Yogyakarta, IDN Times - Pakar Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi berbicara kemungkinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau elit Golkar yang berada di lingkaran Jokowi menggantikan posisi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, setelah menyatakan diri mundur dari posisinya. Sebagai partai besar, banyak faksi juga yang ada di tubuh partai Golkar.
 
Diketahui sejumlah nama yang ada di lingkaran Jokowi, santer dikabarkan akan mengisi posisi Ketum Partai Golkar. Seperti halnya Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia.

1. Peluang Jokowi mengisi ketua umum Golkar kecil

Saat disinggung peluang Jokowi mengisi posisi Ketua Umum Golkar nantinya, Arya menyebut peluang tersebut cukup kecil. Pasalnya ada, sejumlah hal yang akan mengganjal Jokowi untuk maju, termasuk AD/ART Partai. “Secara organisatoris sebenarnya untuk jadi Ketum dia harus terekam menjadi pengurus partai, kalau menggunakan AD/ART Golkar yang tidak direvisi,” ujar Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan, Senin (12/8/2024).
 
Arya mengatakan jika nanti ada Munaslub, kemudian AD/ART diubah, Jokowi bisa saja masuk. Kemungkinan itu pun dinilainya terbuka, meski kecil. Hal tersebut tidak lepas, karena Partai Golkar, merupakan partai besar, yang memiliki sejumlah tokoh besar juga.
 
“Kecil kemungkinan, meski mungkin, dia harus mengkonsolidasikan seluruh faksi di Golkar, karena senior Golkar kan juga punya kepentingan. Ada Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Akbar Tanjung, Jusuf Kalla. Jokowi juga harus paham peta politik Golkar seperti itu,” ungkap Arya.

2. Orang yang berada di lingkaran Jokowi lebih memungkinkan

Kemungkinan kedua, orang yang berada di lingkaran Jokowi akan masuk menduduki kursi Ketum Golkar. Terlebih belakangan santer dikabarkan Agus Gumiwang dan Bahlil menjadi sejumlah kandidiat yang akan mengisi posisi tersebut.

“Alternatifnya ya orangnya Jokowi yang ada di Golkar. Kader Golkar yang ada di Kementerian Jokowi. Itu yang paling masuk akal,” kata Arya.
 
Arya juga menyinggung bahwa di Partai Golkar, berbeda dengan sejumlah partai lain yang dapat dikatakan memiliki satu tokoh utama tunggal. Seperti di Partai NasDem ada Surya Paloh, kemudian di Gerindra ada Prabowo Subianto, di PDIP ada Megawati, dan di Partai Demokrat ada SBY.
 
“Pemegang ‘sahamnya’ banyak, sehingga dinamika di Partai menjadi variabel penting. Nah, di sisi lain beberapa kader Golkar berada di kekuasaan, dan bahkan menjadi circle-nya Jokowi misal Luhut, Bahlil dan seterusnya, yang digadang-gadang ingin memberi dinamika di dalam kepemimpinan partai,” ujarnya.

Baca Juga: Golkar DIY Tak Kaget Airlangga Mundur, Klaim Endus Sejak Lama

Berita Terkini Lainnya