Tak Sekedar Riasan, Ini Makna Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta
Tata rias pengantin Yogyakarta penuh simbol
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernikahan adalah momen istimewa yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup. Tentunya para pengantin ingin tampil cantik dengan dandanan sesuai dengan adatnya masing-masing. Tak terkecuali dengan tata rias pengantin gaya Yogyakarta yang sarat filosofi dan doa.
Baca Juga: 5 Fakta Songgo Buwono, Kuliner dari Keraton Yogyakarta yang Filosofis
1. Tata rias pengantin gaya Yogyakarta berkembang mengikuti zaman
Ketua DPD Harpi Melati Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Listiani Sintawati menjelaskan terdapat dua tata rias pengantin gaya Yogyakarta, yaitu tata rias paes ageng dan tata rias paes ageng jangan menir.
"Pada perkembangannya akhirnya terbagi menjadi tiga ragam, yaitu paes ageng, paes ageng jangan menir, dan paes ageng kanigaran," ujar Listiani dalam acara Rembag Kaistimewan “Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta Beserta Filosofinya” yang ditayangkan di YouTube chanel Paniradya Kaistimewan pada Kamis (14/04/2022).
Paes jangan menir adalah corak putri yang dibagi atas tata rias putri Jogja, tata rias putri Jogja kasatriyan ageng, dan tata rias Jogja putri kasatriyan ageng selikuran. Sedangkan paes ageng kanigaran merupakan perkembangan akulturasi budaya Islam yaitu muslim berkerudung tanpa paes.
Putri Keraton Jogja, GKR Bendara menjelaskan walau terjadi perkembangan namun untuk keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat hanya mengenal dua tata rias yaitu paes ageng dan paes ageng jangan menir.
“Namun seiring berjalannya waktu tidak dipungkiri bahwa itu menjadi pilihan bagi masyarakat untuk mau menggunakan apa”, ujar GKR Bendara.
Baca Juga: 5 Masjid di Jogja yang Sediakan Takjil Gratis, Menunya Enak!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.