TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Terlalu Perfeksionis dalam Hubungan Asmara

Bisa menjurus ke hubungan toksik, lho!

ilustrasi pasangan (pexels.com/Keira Burton)

Mendambakan kesempurnaan di dunia adalah hal mustahil. Walau gagasan tentang hubungan “sempurna” yang selalu romantis tanpa konflik terdengar menyenangkan, tapi tidak ada relasi yang seperti itu.

Memaksakan kesempurnaan bukan hanya berdampak buruk bagi dirimu sendiri, tetapi juga bagi pasangan serta hubungan itu sendiri. Biar gak terjerumus lebih dalam, simak tanda-tanda kamu terlalu perfeksionis dalam hubungan.

Baca Juga: 7 Cara Mengetahui Dia Pasangan yang Tepat untuk Masa Depanmu

1. Memproyeksikan ekspektasi yang sama pada pasangan

Ilustrasi teman (pexels.com/Trinity Kubassek)

Ketika seseorang berekspektasi tinggi dalam hubungan, ia tidak hanya mengharapkan kesempurnaan pada dirinya sendiri, tetapi juga pada pasangannya. Ini bisa bercabang ke banyak sifat toksik yang sering tidak disadari, seperti bersikap overly-critical, saling menyalahkan, dan hobi membanding-bandingkan.

Alih-alih bahagia, kamu akan sering merasa frustrasi dan kecewa, berpikir bahwa kamu telah gagal dalam membangun hubungan. Padahal bila kembali direnungkan, apakah perilaku pasanganmu benar-benar seburuk itu? Atau, sumber dari konflik kalian adalah ekspektasi berlebihmu?

Hanya kamu yang bisa menilai itu.

2. Menganggap konflik sebagai bentuk kegagalan

Ilustrasi konflik pasangan (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Apa kamu salah satu orang yang sering menghindari konflik? Tiap ada perbedaan pendapat selalu mengalah, tiap ada unek-unek selalu dipendam. Berpikir bahwa ini jalan terbaik, tapi malah akhirnya merasa tidak bahagia. Ini karena kamu selalu beranggapan bahwa, konflik itu salah.

Padahal, konflik itu perlu. Pikirkan konflik sebagai sarana untuk mengenal pasanganmu lebih dalam, dan agar pasanganmu bisa mengenal dirimu. Dua pribadi yang berbeda dengan latar belakang, sudut pandang, dan selera berbeda sudah pasti akan memiliki pendapat berbeda. Dan itu tidak apa-apa.

3. Berpikir bahwa kamu dan pasangan harus selalu sependapat 

Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Timur Weber)

Masih berhubungan dengan poin di atas, sifat lain dari perfeksionisme dalam hubungan romansa adalah keyakinan bahwa kamu dan pasangan harus selalu sejalan dalam hal apapun. Well, gak salah kalau kamu ingin memiliki kesamaan dengan pasangan.

Namun ke manapun kamu mencari, gak akan pernah yang seratus persen sama denganmu. Pasti ada satu-dua hal yang berbeda, dan itulah esensi hubungan: Ketika kamu dan doi bisa saling menghargai pendapat serta hobi satu sama lain.

Misal, dia suka bermain game, sementara kamu lebih suka membaca buku. Hobi kalian berbeda, tapi alih-alih memaksa dia untuk juga suka apa yang kamu suka, kamu memberi ruang dan waktu agar dia bisa menghabiskan waktu untuk hobinya.

4. Kamu hitung-hitungan 

ilustrasi pasangan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Ketika pasanganmu melakukan sesuatu yang salah, kamu mengingat itu. Begitu pula saat kamu melakukan sesuatu yang salah. Kemudian, kamu menulis itu dalam sebuah daftar, dan menggunakannya untuk melawan doi.

Kamu melakukan hal ini agar semua tetap “imbang”. Lebih parah lagi, kamu sering bersifat pasif-agresif agar ia selalu ingat tentang kesalahannya padamu.

Baca Juga: 5 Trik Agar Setiap Hari Semakin Cinta kepada Pasangan

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya