5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan Baru

Terapkan cara ini untuk membangun kebiasaan baru

Materi tentang membangun kebiasaan baru tentu sudah bukan hal yang asing bagi kita, mulai dari buku lokal, buku terjemahan sampai konten seperti YouTube dan  video-video pendek. Ada banyak sekali cara membangun kebiasaan baru untuk mengembangkan diri dan mencapai tujuan kita. Banyak cara yang sudah kita coba, tapi kenapa masih sulit sekali buat konsisten, ya?

Dalam artikel ilmiah Shnayder-Adams dan Aarti Sekhar berjudul “Micro‑habits for life‑long learning”, kunci dari mencapai tujuan adalah menetapkan tujuan-tujuan kecil yang akan bertambah seiring berjalannya waktu atau bisa disebut micro-habit. Dengan kegiatan kecil yang cenderung lebih ringan dilakukan, kebiasaan baru pun akan lebih mudah dibentuk. Lantas, bagaimana cara menerapkan micro-habit dalam keseharian?

1. Aturan 2 menit

5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan BaruIlustrasi perencanaan (pexels.com/Miesha Renae Maiden)

Seperti yang disinggung sebelumnya, kita bisa memulai dari hal yang paling kecil supaya dapat dilakukan setiap hari, dalam aturan 2 menit ini kita berkomitmen melakukan satu kebiasaan baru selama 2 menit di setiap harinya, setelah terbentuk pola kebiasaan kita dengan kebiasaan baru itu maka perlahan kita bisa menambah waktu sedikit demi sedikit, contohnya dari 2 menit ke 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit dan seterusnya.

Biasanya ketika kita ingin memulai sesuatu kita akan langsung membuat rencana kegiatan dengan waktu yang lama dan daftar kegiatan yang begitu banyak, dengan begitu terkadang setelah beberapa waktu kemudian kita bukannya termotivasi justru terbebani dengan perencanaan kita sendiri.

Mungkin akan berat ketika kita tiba-tiba meluangkan waktu 30 menit untuk menulis jurnal sebelum kita tidur, namun akan lebih ringan ketika kita meluangkan waktu 5 menit untuk menulis catatan hari ini dan menentukan kegiatan di esok hari.

2. Menguatkan kebiasaan

5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan BaruIlustrasi to-do list memo (pexel.com/cottonbro studio)

Hal yang sering terjadi ketika kita memulai suatu kebiasaan adalah kita lupa akan kebiasaan yang coba kita bentuk. Untuk menguatkannya, kita bisa menghubungkan kebiasaan baru dengan kebiasaan lama atau trigger tertentu. 

Contohnya ketika kita memiliki kebiasaan menulis di malam hari dan kita juga ingin membentuk kebiasaan baru membaca, kita bisa menghubungkan keduanya. Misalnya, setelah kegiatan menulis, dilanjutkan dengan membaca. 

3. Set lingkungan

5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan BaruIlustrasi memo pengingat (pexel.com/cottonbro studio)

Selain menghubungkan dengan kebiasaan lama, kita juga bisa membentuk kebiasaan dari cara kita meletakkan barang atau catatan untuk memicu kebiasaan baru yang harus dilakukan. Contohnya, memasang pengingat di lockscreen smartphone, menempelkan catatan pada benda yang berhubungan dengan kebiasaan itu, atau meletakkan barang pada tempat yang mudah kita jangkau dan kita lihat.

Kita bisa memasang pengingat untuk menulis 500 kata setiap harinya di meja belajar atau laptop kita, atau jika kita ingin membiasakan diri untuk meminum air putih kita bisa menyiapkan botol di tempat kita biasa berada.

Baca Juga: 4 Alasan Mengapa Kebiasaan Buruk Susah Diubah Menurut Sosiologi

4. Memilih prioritas

5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan BaruDaftar kegiatan harian (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Ini seharusnya bukan suatu hal yang baru kalian dengar dalam membentuk suatu kebiasaan serta meningkatkan produktivitas. Kita perlu memilah hal mana yang lebih penting dan yang harus kita prioritaskan dalam kegiatan sehari-hari.

Dengan memilih prioritas kegiatan, kita dapat fokus pada tugas-tugas yang memiliki dampak lebih signifikan terhadap tujuan-tujuan kita sehingga energi dan waktu dapat digunakan secara efisien, dan dengan itu kegiatan kita menjadi lebih produktif dan terhindar dari kegiatan diluar tujuan-tujuan kita.

Salah satu cara untuk menentukan prioritas kita adalah menyusun kegiatan dan tugas berdasarkan pada empat hal, yaitu: 

  • Penting dan mendesak (Contohnya pekerjaan dengan deadline, rapat penting, persiapan ujian dan kejadian mendesak)
  • Penting dan tidak mendesak (Contohnya planning dan persiapan, membangun relasi)
  • Tidak penting dan mendesak (Contohnya ,elihat pesan dan telepon)
  • Tidak penting dan tidak mendesak (Contohnya nonton film dan scroll online shop ketika bosan)

5. Tracking

5 Tips Micro-Habit, Cara Sederhana Membangun Kebiasaan BaruIlustrasi mencatat (pexels.com/Ivan Samkov)

Yang terakhir adalah melacak kebiasaan baru itu sendiri, seberapa jauh kita bisa melakukannya atau seberapa bisa kita konsisten dengan kebiasaan baru itu. Kita bisa menggunakan jurnal atau aplikasi dalam gadget untuk melacaknya.

Sekarang sudah banyak sekali aplikasi-aplikasi yang menunjang kalian untuk semakin produktif dan dapat membentuk kebiasaan baru. Salah satu fitur di dalamnya adalah melacak kebiasaan itu dalam mingguan, bulanan atau bahkan tahunan. Dari hal itu, kamu bisa melihat seberapa konsistennya dirimu, menjadikannya itu motivasi, atau bahan evaluasi untuk menentukan langkah kalian selanjutnya.

 

Untuk konsisten dalam melakukan suatu hal baru memang gak mudah. Namun, perlu diingat bahwa progres 1 persen tetaplah suatu progres yang patut kamu hargai. Pasti akan ada saja momen di mana usaha kita untuk membangun kebiasaan baru itu terganggu, tetapi kita harus mengingat lagi alasan kita membangun kebiasaan tersebut. Selamat dan semangat membangun kebiasaan baru kalian dan mari menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Baca Juga: Mengenal 4 Area Johari Window, Bantu Tingkatkan Self-Awareness

Nur Afni Afifah Photo Community Writer Nur Afni Afifah

Halo!Aku Afni, seorang penulis yang suka ngebahas kesehatan mental dan self-growth. Baca tulisanku buat yang bikin hidup lebih positif. Yuk, kita bareng-bareng ngejar perubahan yang lebih baik!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya