TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Batik Nitik, Bentuk Lain Perlawanan pada Kolonial Belanda  

Salah satu warisan tertua Keraton Yogyakarta

batik motif lerek nitik sogan abang (instagram.com/batiknitikwundri)

Salah satu motif batik khas Yogyakarta yaitu batik nitik yang termasuk ragam motif dari batik ceplokan. Oleh Kemendikbud, batik nitik ditetapkan sebagai warisan budaya karena memuat nilai sejarah penting, lho.

Secara umum, batik nitik memiliki motif pola geometris dengan bentuk yang menggambarkan keanekaragaman alam. Ingin mengenal lebih lanjut tentang batik nitik? Simak sampai habis fakta menariknya berikut ini, ya.

1. Sejarah panjang batik nitik sejak era kolonial Belanda

Rombongan pejabat kolonial Belanda di sebuah pura di Sangsit, Buleleng, tahun 1928. (KITLV via instagram.com/Sejarah.Buleleng)

Batik nitik lahir dari kekecewaan dan kemarahan masyarakat Jawa terhadap pemerintah kolonial Belanda. Tidak heran jika jenis batik satu ini begitu dihargai oleh pemerintah Indonesia dan Keraton Yogyakarta.

Melansir situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia, batik nitik digunakan sebagai siasat penggulingan kekuasaan pemerintah Belanda pada kain di Nusantara. Saat itu, tepatnya pada tahun 1600-an hingga tahun 1700-an, Belanda memonopoli penjualan kain tenun Patola India atau kain cinde. Karena kecurangan tersebut, perempuan Jawa berinisiatif membuat motif pengganti dan menetapkan harga lebih murah, sehingga munculah motif nitik.

Lalu, batik ini pun sempat menjadi pakaian resmi Keraton Yogyakarta ketika kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Oleh sebab itu, batik nitik juga termasuk motif batik tertua di lingkungan Keraton.

Baca Juga: 5 Tempat Belanja Batik di Semarang, Banyak Pilihan Motif dan Model!

2. Melambangkan hubungan Tuhan dan manusia

Grebeg Mulud di Sekaten Jogja 2018 (instagram.com/noorcha_sa)

Corak yang termuat pada batik khas Yogyakarta ini melambangkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama. Selain itu, pemilihan warna dominan cokelat adalah untuk mewakili sifat jujur dan sederhana sebagai manusia Jawa.

Sementara ditilik dari aspek historisnya, motif nitik ini juga dapat bermakna mawas diri, ketekunan, dan kerja keras. Meski dalam perkembangannya pelukisan motif mengalami berbagai inspirasi sesuai selera, lingkungan, dan pengetahuan pembatiknya. Namun, makna utama harus tetap ada.

3. Punya beragam motif cantik

ilustrasi pembuatan batik nitik Yogyakarta (batikjibb.com)

Motif nitik sudah tersebar ke seluruh daerah yang ada di Indonesia, dengan ragam keindahannya masing-masing. Ada sekitar 70 motif batik nitik yang dapat dijumpai di seluruh Nusantara saat ini.

Beberapa nama dari motif nitik yang dikenal di antaranya Nitik Cakar, Nitik Jonggrang, dan Sekar Kemuning. Dalam pembuatannya, motif nitik juga bisa dikombinasikan dengan berbagai motif batik lainnya, seperti motif Sekar Jagad dan motif parang.

4. Tempat pembuatan batik nitik di Jogja

ilustrasi orang membatik (unsplash.com/camerale)

Jika kamu ingin belajar membatik motif satu ini, kamu bisa bertolak ke Jetis, Kabupaten Bantul. Salah satunya di Sentra Kembangsongo di Desa Trimulyo memang cukup terkenal.

Para pembatik menggunakan canting cawang yang memiliki ujung terbelah empat dalam pembuatan batik nitik di Sentra Kembangsongo. Penggunaan canting tersebut membuat motif nitik yang dihasilkan jadi lebih unik. Pembuatan batik jenis ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu selama 2 hingga 3 bulan, lho.

Baca Juga: 7 Tempat Cuci Sepatu di Jogja, Dijamin Bersih

Berita Terkini Lainnya