TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ragam Busana Pengantin Jogja, Wajib Tahu!

Setiap busana memiliki fungsi masing-masing

Instagram.com/rriffaatan

kalau kamu akan menikah dan berkeinginan menggunakan adat Jogja, mari mengulik tentang berbagai macam busana pengantin jawa khususnya Jawa-Jogja. Panutan berpakaian adat jawa terbagi menjadi 2 yaitu Jawa-Jogja alias gagrak Ngayogyakarta Hadiningrat dan Jawa-Solo alias gagrak Surakarta Hadiningrat.

Pernikahan adat jawa selalu diiringi dengan rangkaian upacara adat yang memiliki beragam makna, mulai dari lamaran, siraman, akad, panggih, dan kirab. Untuk menghiasi raja dan ratu sehari, maka pilihan busana harus sesuai agar tidak mengecewakan. Berikut jenis-jenis busana pengantin Jogja yang bisa kamu pilih.

1. Paes Ageng

Busana Paes Ageng (dok. Regitajune97/Busana Pengantin Tradisional Yogyakarta)

Busana yang pertama ada busana Paes Ageng yang banyak digunakan untuk keluarga Keraton Kasultanan Yogyakarta dalam acara akad dan panggih (upacara bertemunya pengantin pria dan wanita). Riasan hitam lancip dilapisi pinggiran emas dengan Gelung Bokor Gajah Ngoling yang menghiasi dahi sampai rambut wanita menjadi ciri khas busana Paes Ageng.

Mempelai pria menggunakan kain dengan dada terbuka dan kepala yang dihiasi oleh Kuluk Kanigaran. Selain itu, wanita menggunakan kain seperti kemben dan kalung sungsun.

Baca Juga: 9 Ide Foto Prewedding Pakai Baju Adat ala Artis, Elegan Abis!

2. Paes Ageng Jangan Menir

Busana Paes Ageng Jangan Menir (dok. regitajune97/Busana Pengantin Tradisional Yogyakarta)

Kedua, ada busana Paes Ageng Jangan Menir yang juga digunakan untuk keluarga Keraton dalam upacara boyongan (memboyong pengantin wanita ke kediaman pria setelah peresmian). Namun saat ini, busana ini bisa dipakai siapa saja pada upacara apapun dalam pernikahan.

Perbedaannya dengan Paes Ageng, busana ini menggunakan pakaian dan kebaya berbahan bludru hitam yang menutup rapat seluruh tubuh pengantin pria dan wanita. Untuk riasan dan perhiasan sama seperti Paes Ageng.

3. Jogja Putri

Busana Jogja Putri (dok. regitajune97/Busana Pengantin Tradisional Yogyakarta)

Busana ketiga ada busana Jogja Putri. Pada dahulu kala, busana ini digunakan pada upacara Sepasaran, yaitu upacara 5 harian setelah upacara Panggih.

Busana ini biasa dipakai oleh putra-putri Keraton untuk berkunjung ke kediaman Gubernur Belanda di hari ke 5 sampai ke 35 setelah upacara panggih. Pakaiannya masih berbahan beludru dengan warna hijau tua kehitaman dengan corak sepasaran.

Riasan dan perhiasannya pun berbeda dari dua busana sebelumnya. Untuk wanita, menggunakan sunggar atau gelung tekuk dan gunduk mentul atau kembang goyang sebanyak 1 buah. Kainnya pun tidak menggunakan kain cinde dan kain kampuh dodotan seperti busana Paes Ageng, tetapi menggunakan kain Jarik.

4. Kesatrian Ageng

Busana Kesatrian Ageng (dok. regitajune97/Busana Pengantin Tradisional Yogyakarta)

Busana Kesatrian Ageng bersifat semi-formal yang dipakai ketika acara resepsi atau syukuran pernikahan. Biasanya busana ini juga dipakai oleh Ngarsa Dalem dan putra-putri keraton di tanggal 20 malam bulan Maulud. Hal tersebut membuat busana ini juga disebut dengan busana Malam Selikuran.

Dalam busana Kesatrian Ageng, wanita menggunakan sunggar atau sanggul tekuk dan mentul ageng sebanyak 3 buah, kebaya putih dan selop polos. Sedangkan pria menggunakan blangkon tanpa menggunakan sumping, busana surjan. 

Baca Juga: 9 Inspirasi Baju Adat Pengantin Pria Ala Seleb, Menawan!

Nah, itulah beberapa busana pengantin Jogja yang bisa menjadi referensi kamu jika ingin menggunakan adat Jawa saat menikah. Kamu suka busana pengantin jenis apa?

Berita Terkini Lainnya