Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Film Buruknya Perilaku Bully di Sekolah, Mengerikan!

ilustrasi bully(pexels.com/mikhailnilov)

Bullying adalah masalah serius yang sering terjadi di sekolah. Perilaku ini tidak hanya berdampak pada korban secara fisik, tetapi juga meninggalkan luka psikologis mendalam.

Fenomena bullying telah diangkat di banyak film sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat tentang bahayanya perilaku ini dan memberikan inspirasi bagi mereka yang sedang mengalaminya. Berikut lima film yang menggambarkan buruknya perilaku bullying di sekolah.

1. A Girl Like Her (2015)

Film A Girl Like Her adalah salah satu film yang berhasil menceritakan betapa merusaknya dampak bullying terhadap korbannya. Film ini mengikuti kisah Jessica, seorang siswi SMA yang menjadi korban bullying teman sekolahnya bernama Avery. Jessica dipaksa untuk menghadapi serangan verbal, pelecehan, dan tekanan sosial yang berat, hingga ia berusaha untuk bunuh diri.

Film ini dibuat dalam format mockumentary, dimana penonton diajak untuk menyaksikan langsung rekaman video dari kehidupan sehari-hari Jessica dan Avery. A Girl Like Her memberikan perspektif mendalam tentang bullying dapat merusak kehidupan seseorang dan menghancurkan mental mereka.

2. Cyberbully (2011)

Bullying tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga di dunia maya. Film Cyberbully menggambarkan kisah Taylor Hillridge, seorang remaja yang menjadi korban bullying secara online melalui media sosial. Setelah akun media sosialnya diretas dan dipenuhi pesan jahat, Taylor harus menghadapi hinaan dari teman-teman sekolahnya.

Cyberbully"menyoroti dampak serius dari intimidasi di dunia maya yang membuat korban merasa tak berdaya karena sulit untuk mengendalikan yang terjadi di internet. Film ini mengajarkan penonton bahwa bullying online sama bahayanya dengan bullying di dunia nyata dan mendorong pentingnya tindakan pencegahan serta dukungan dari keluarga dan teman.

 

3. Wonder (2017)

Film Wonder yang diadaptasi novel karya R.J. Palacio, menceritakan kisah Auggie Pullman, seorang anak yang lahir dengan kelainan wajah yang disebut Treacher Collins Syndrome. Ketika Auggie mulai bersekolah di sekolah umum, ia harus menghadapi tatapan, komentar kasar, dan tindakan bully dari teman-temannya yang sulit menerima penampilannya yang berbeda. Wonder memberikan pesan kuat tentang pentingnya empati, persahabatan, dan cara menerima perbedaan.

4. The Karate Kid (1984)

Film klasik The Karate Kid menceritakan kisah Daniel LaRusso, seorang remaja yang pindah ke kota baru dan menjadi korban bullying di sekolah barunya. Para pelaku bullying adalah sekelompok siswa yang menguasai seni bela diri karate.

Film ini tidak hanya menampilkan aksi bela diri, tetapi juga pesan tentang bagaimana menghadapi bullying dengan kekuatan mental dan disiplin. The Karate Kid mengajarkan penonton bahwa kekerasan bukanlah solusi, tetapi keberanian, pengendalian diri, dan kepercayaan diri adalah kunci untuk mengatasi penindasan.

5. Mean Girls (2004)

Mean Girls mungkin terlihat sebagai komedi remaja biasa, tetapi film ini menyentuh isu serius tentang bullying di kalangan remaja perempuan. Film ini mengisahkan Cady Heron, seorang remaja yang baru pindah ke sekolah menengah dan mendapati dirinya terlibat dalam pertemanan yang toksik di antara kelompok perempuan populer yang dikenal sebagai The Plastics.

Melalui berbagai momen lucu dan dramatis, film ini menunjukkan perilaku bully dapat merusak hubungan, rasa percaya diri, dan menciptakan lingkungan sekolah yang tidak sehat.

Kelima film di atas memberikan gambaran kuat tentang betapa merusaknya perilaku bullying, baik di sekolah maupun di dunia maya. Penonton diajak untuk menyadari dampak negatif dari bullying dan pentingnya menciptakan lingkungan yang lebih aman, inklusif, dan penuh empati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us