5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anak

Agar kelak terhindar dari risiko keuangan yang fatal

Beberapa waktu lalu, ramai kasus gagal bayar pada aplikasi pinjaman online yang menimbulkan korban jiwa. Hal ini memicu sejumlah reaksi dari masyarakat. Ada yang berempati, ada pula yang menghujat korban maupun pengelola aplikasi pinjam uang online.

Kasus seperti ini dapat berawal dari perencanaan keuangan yang tidak dipikirkan dengan baik. Pada akhirnya, perencanaan keuangan yang tidak dipikirkan ini menimbulkan konsekuensi yang tidak hanya ditanggung oleh korban, namun pula orang-orang terdekatnya. Dari sini, kita dapat memahami betapa mengerikannya risiko dari perencanaan keuangan yang buruk.

Pemahaman mengenai perencanaan keuangan sebaiknya tidak terbatas hanya pada orang dewasa saja, namun juga perlu diberikan kepada setiap orang yang memegang uang, tak terkecuali anak-anak. Anak-anak sebagai bagian dari keluarga perlu dimasukkan sebagai target edukasi agar sejak dini bijak menggunakan uang.

Berikut adalah 5 praktik sederhana mengenalkan perencanaan keuangan pada anak-anak. Baca sampai habis, ya!

1. Investasi/menabung sejak dini

5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anakunsplash.com/Towfiqu barbhuiya

Ketika anak meminta sesuatu, cobalah sesekali untuk menahan diri untuk tidak langsung mengabulkannya. Ajarkan kepada anak untuk menyisihkan sedikit demi sedikit uang jajannya untuk mendapatkan barang yang dia inginkan. Kamu dapat membelikannya celengan atau wadah untuk menyimpan uang. Pesankan pula kepada anak untuk senantiasa menyimpan uang di tempat yang aman dan tersembunyi.

Kebiasaan ini dapat mengajarkan anak tentang konsep sederhana dari perencanaan keuangan. Anak pelan-pelan akan paham bahwa perlu waktu dan pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

2. Mengurangi reward dalam bentuk materi

5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anakunsplash.com/Limor Zellermayer

Memberikan reward kepada anak perlu dilakukan sebagai bentuk motivasi positif untuk meningkatkan kepercayaan diri sang anak. Banyak orang tua memberikan reward dalam bentuk materi seperti barang atau uang. Hal ini tentu sah-sah saja.

Namun jika diberikan secara terus-menerus, anak akan memaknai bahwa segala bentuk pencapaian harus dihargai dengan materi. Maka jangan heran jika anak akan menuntut materi untuk setiap pencapaiannya. Dia tidak akan paham bahwa mendapatkan materi perlu kerja keras dan pengorbanan. 

Memberikan reward kepada anak dapat berupa pujian yang tulus. Sekedar memberikan kesempatan bermain yang lebih banyak dari biasanya pun sudah cukup.

3. Membangun kesepakatan sebelum belanja

5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anakunsplash.com/Cytonn Photography

Membangun kesepakatan dengan anak perlu dilakukan saat hendak berbelanja. Berikan batasan maksimal jumlah barang atau jajanan yang dapat ditaruhnya di keranjang belanja. Dari sini anak akan belajar untuk menentukan prioritas barang yang harus dibelinya. Tidak hanya itu saja, anak juga belajar untuk mengendalikan diri dari pemborosan.

Manfaat lainnya lagi, selain lebih hemat, anak juga terhindar dari mengonsumsi makanan ringan yang berlebihan.

Baca Juga: 5 Tips Membantu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar, Kuncinya Sabar

4. Biarkan anak merasakan konsekuensi

5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anakunsplash.com/Towfiqu barbhuiya

Apabila anak menabung demi suatu barang yang diimpikannya, namun tak dapat menyisihkan uang jajan karena terlalu boros, jangan tergoda untuk memberikan dana ekstra. Biarkan dia memahami bahwa semakin dia tidak konsisten menabung, maka waktu untuk mendapatkan barang yang diinginkannya akan semakin lama.

Dari sini anak akan merasakan konsekuensi dari perencanaan keuangan yang tidak konsisten. Konsekuensi ini dapat mengajarkannya untuk menggunakan uangnya dengan lebih bijak.

5. Ajarkan berbagi

5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anakpexels.com/Budgeron Bach

Saat mengajarkan anak untuk mengelola uang, penting pula untuk menyisipkan pelajaran-pelajaran kehidupan yang menumbuhkan rasa empati di hati anak-anak. Ajarkan mereka untuk senang berbagi dengan sesama. Sebab bahagia akan terasa sempurna jika dibagikan dengan orang lain.

Misalnya, saat menerapkan pembatasan jumlah jajanan yang akan dibeli, alih-alih membeli jajanan yang hanya bisa dinikmati oleh dirinya sendiri, berikan stimulus kepada anak-anak untuk membeli jajanan yang bisa dinikmati bersama-sama dengan orang lain.

Kelima praktik di atas dapat diajarkan kepada anak-anak agar melatih mereka mengelola dan merencanakan keuangan dengan baik sedari kecil. Praktik-praktik ini perlu dilakukan secara konsisten agar menjadi kebiasaan yang kelak menghindarkan anak-anak dari risiko perencanaan keuangan yang buruk.

Baca Juga: 5 Cara Menetapkan Batasan dan Aturan yang Sehat untuk Anak

Tri Kurnia Kristiani Waruwu Photo Community Writer Tri Kurnia Kristiani Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya