6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaran

Gak apa-apa memenuhi dompet selama sebulan

Dompet yang berisi banyak setruk belanja kerap menjadi bahan tertawaan. Jumlahnya lebih banyak daripada uang kertas dan bikin dompet tampak tebal. Meski begitu, meminta dan menyimpan setruk belanja selama sebulan memang penting, lho.

Dari kebiasaan yang sederhana ini, kamu bisa memulai hal baik yang lebih besar. Dirimu menjadi lebih menyadari tentang penggunaan uangmu dalam satu bulan. Jangan lagi meninggalkan kasir tanpa meminta setruk belanja.

Bila kasir lupa, minta setruk dengan sopan dan katakan bahwa kamu memerlukannya. Gak usah malu kalau-kalau dirimu dianggap pelit atau mencurigai kejujuran petugas dalam memasukkan harga dan jumlah barang yang dibeli. Dengan tidak buru-buru membuang setruk belanja, kamu dapat melakukan enam hal berikut yang bagus untuk mengontrol pengeluaran bulanan.

1. Mencermati diskon yang diperoleh

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi pembayaran (pexels.com/Jack Sparrow)

Di rak swalayan sudah ada label harga dan diskon. Akan tetapi, terkadang diskon ternyata telah tidak berlaku sehingga saat kamu membayarnya ada perbedaan harga dengan label di rak. Meski selisihnya sedikit, ini dapat menjadi bahan pertimbanganmu bila ingin membeli lagi produk yang sama dalam waktu dekat.

Kamu dapat bertanya dulu apakah label harga dan promo yang terpasang di rak tepat atau tidak. Bahkan jika suatu swalayan terlalu sering mengecoh pembeli dengan memasang harga yang berbeda antara di rak dengan komputer kasir, dirimu lebih baik tak berbelanja lagi di sana. Niat hati berhemat dengan mencari produk yang sedang didiskon, tetapi sampai di kasir ternyata harganya lain.

Bila dari setruk belanja terbukti sedang ada diskon yang cukup besar untuk beberapa produk, dirimu dapat membelinya kembali dalam masa promo. Namun, gak usah sampai menghabiskan stoknya, ya. Sekadar cukup untuk memenuhi kebutuhanmu serta keluarga dalam sebulan saja agar pembeli yang lain tetap kebagian.

2. Memantau kenaikan harga berbagai kebutuhan

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi membayar di kasir (pexels.com/iMin Technology)

Walaupun kamu bukan pemburu diskon, kenaikan harga juga perlu dipantau. Terutama untuk kebutuhan-kebutuhan pokok yang mesti dibeli setiap bulannya. Kenaikan harga sedikit saja apabila dikalikan beberapa barang akan menjadi cukup besar dan menambah beban keuangan.

Menyadari adanya kenaikan harga pada sejumlah kebutuhan memberimu kesempatan untuk mengatur keuangan dengan lebih baik. Dirimu dapat segera berkomunikasi dengan keluarga agar mulai berhemat. Atau, mengganti produk yang harganya melonjak dengan produk lain yang sejenis.

Kenaikan harga kebutuhan pokok gak bisa dibiarkan apabila jumlah anggota keluargamu cukup banyak. Bila setruk belanja dari minggu atau bulan lalu masih ada, kamu dapat membandingkan harga produk yang sama. Jika kenaikan harga tidak dicermati, sebelum akhir bulan kamu sering bingung mendapati bujet belanjamu lebih cepat habis padahal merek serta harga barang-barang yang dibeli sama.

3. Cek lagi kebutuhan yang terlupakan

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi melihat setruk belanja (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apabila kamu rutin membuat catatan kebutuhan yang mesti dibeli sebelum berbelanja, kecil kemungkinan ada yang terlupakan. Akan tetapi, kalau dirimu tidak setelaten itu dan kerap spontan mampir ke swalayan untuk membeli berbagai kebutuhan biasanya ada saja produk yang terlewatkan. Dengan meminta setruk saat di kasir, nanti kamu dapat mencermatinya lagi dan segera menyadari apa yang belum dibeli.

Jika kesadaran itu muncul ketika kamu masih di parkiran, tinggal masuk dan membeli kebutuhan yang terlupakan. Lumayan buat menghemat waktu dan besok-besok dirimu gak perlu lagi pergi berbelanja. Meski agak terlambat, lebih baik kamu diingatkan oleh setruk belanja ketimbang tak pernah menyadarinya hingga suatu barang benar-benar dibutuhkan.

Baca Juga: 3 Metode Budgeting yang Umum Dipakai, Anti Boros

4. Memudahkanmu mencatat pengeluaran

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi melihat setruk (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gak gampang untuk tertib mencatat pengeluaran jika kamu tak langsung pulang selepas berbelanja. Kegiatanmu banyak dan setelah berbelanja dirimu bergegas melakukan hal-hal lain. Atau, barang-barang yang dibutuhkan tidak tersedia di satu tempat sehingga dirimu perlu pergi ke toko berikutnya.

Tanpa setruk belanja, sesampainya di rumah kamu pasti gak ingat lagi seharian ini mengeluarkan uang sampai berapa dan untuk apa saja. Sekalipun dirimu mencoba membuat perkiraan, boleh jadi faktanya berbeda jauh karena keterbatasan ingatan. Padahal, tak tertib dalam mencatat keuangan bakal menyulitkanmu mengenali penyebab pemborosan.

Simpan setruk belanja dalam sebulan agar sebelum ganti bulan kamu dapat memeriksa semuanya. Bagus apabila total belanjamu gak melebihi bujet. Kalau anggaran belanja sampai defisit, lakukan perbaikan untuk bulan depan supaya keuanganmu lebih sehat.

5. Buat bukti dan menagih orang yang menitip belanjaan

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi pembelian (pexels.com/iMin Technology)

Terkadang kamu tak hanya berbelanja untuk diri sendiri. Teman, saudara, bahkan tetangga sesekali menitip belanjaan padamu karena sedang repot atau malas keluar. Mereka tidak memberikan uang di awal dan kamu sendiri belum tahu berapa harga dari belanjaannya sehingga lebih baik pakai uangmu dulu.

Kalau kamu tak mau pembayarannya macet, berjaga-jagalah dengan selalu meminta setruk belanja serta menunjukkannya pada orang yang menitip. Mereka dapat melihat langsung harganya sehingga dirimu terhindar dari anggapan cari untung bila harga barang lebih mahal daripada dugaannya. Simpan baik-baik setruk ini hingga urusan kalian beres.

Setruk belanja juga sangat penting apabila kamu berbelanja untuk keperluan bersama. Misalnya, ketika kamu menjadi bendahara organisasi atau panitia suatu acara. Nantinya kamu mesti membuat laporan pertanggungjawaban atas uang yang dipegang. Setruk belanja perlu dilampirkan dalam laporan sebagai bukti.

6. Mengecek uang kembalian

6 Alasan Gak Buru-buru Membuang Setruk Belanja, Kontrol Pengeluaranilustrasi habis berbelanja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Apakah kamu sering tergesa-gesa meninggalkan kasir setelah membayar belanjaan? Bila ya, hati-hati dengan uang kembalian yang diterima. Boleh jadi kamu gak sadar saat uang kembaliannya kurang. Meski dirimu sempat mencurigai jumlah uang kembalian, tiadanya setruk belanja membuatmu gak bisa apa-apa.

Bahkan kamu menjadi ragu dengan ingatanmu sendiri. Jangan-jangan total harga yang mesti dibayar memang lebih besar daripada ingatanmu sehingga uang kembaliannya sudah pas. Adanya setruk belanja menghindarkanmu dari kejadian seperti di atas.

Walau kamu baru sempat menghitungnya lagi nanti, bila uang kembalian yang buru-buru dilesakkan ke saku tak sesuai dengan setruk, dirimu dapat lebih waspada untuk ke depannya. Dirimu terdorong buat memeriksa dulu uang kembalian sebelum meninggalkan kasir. Bukan berarti petugas kasir sengaja menipu dengan memanfaatkan kelengahanmu, tetapi mereka juga manusia biasa yang dapat melakukan kesalahan ketika bekerja.

Jika titipan belanjaan sudah dibayar dan kamu telah mencatat pengeluaran dengan baik, setruk belanja bisa dibuang agar tidak menumpuk di dompet. Kalau kamu juga dipercaya menjadi bendahara apa pun, pisahkan setruk belanja kebutuhan pribadi dengan setruk belanja bersama. Dengan begitu, dirimu tidak bingung ketika melakukan pencatatan dan pelaporan sekaligus lebih dipercaya orang. Meski hanya secarik kertas, setruk belanja memang penting.

Baca Juga: Beli Rumah atau Mobil Dulu? Ini 5 Pertimbangan buat Kamu

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya