Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menghadapi anak yang sulit mengalah dapat menjadi tantangan besar bagi para orang tua. Ketika anak memegang teguh pendiriannya, konflik dapat timbul baik di rumah, di sekolah, atau dalam interaksi sehari-hari. Terkadang, orang tua mengalami kesulitan untuk mengingatkan anak, karena pendiriannya itu sendiri berdasarkan didikan kita sebagai orang tua.
Kita memahami jika kemauan dan keteguhan dia merupakan aset berharga di dalam kehidupannya nanti, tapi ada saatnya hal tersebut akan menyulitkannya nanti. Apalagi, nanti ketika dia dewasa, ada momen di mana anak kita menghargai pendirian berbeda yang dipegang oleh orang lain.
Artikel ini akan menjelaskan strategi untuk menyadarkan anak yang sulit mengalah, memahami alasan di balik keteguhannya, dan mendukungnya untuk mengembangkan keterampilan penyesuaian yang sehat.
1. Dengarkan dengan penuh empati
ilustrasi dengarkan cerita anak dengan penuh empati (pexels.com/cottonbro studio) Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendengarkan anak dengan penuh empati. Pahami sebab di balik keteguhannya terlebih dulu. Tak jarang, anak mungkin mempunyai alasan kuat untuk tidak mau mengalah, seperti kebutuhan untuk dihormati atau rasa keadilan. Dengan mendengarkan keluh kesah anak dengan empati, kita jadi membangun area komunikasi yang positif dengannya.
2. Jelaskan konsekuensi dari keteguhannya yang berlebihan
ilustrasi anak berdiskusi dengan orang tua (pexels.com/Monstera Production) Anak yang sulit mengalah mungkin perlu mengerti perihal konsekuensi dari tindakannya. Menjelaskan dengan bijak bahwa dalam kehidupan, kita semua perlu belajar untuk kompromi serta mengambil keputusan bersama.
Bicaralah dengan dia, bagaimana keteguhan yang berlebihan bisa mempengaruhi hubungan dengan teman, guru, atau anggota keluarga lainnya. Kita perlu mengingatkan padanya bahwa tidak harus menang seluruh debat untuk menjadi hebat.
3. Ajarkan keterampilan komunikasi yang sehat
ilustrasi mengajarkan anak cara komunikasi yang sehat (pexels.com/Arina Krasnikova) Kita perlu ajarkan keterampilan komunikasi yang sehat pada anak. Ajarilah dia cara untuk berbicara dengan sopan, mendengarkan dengan cermat, serta mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka dengan jelas. Dengan keterampilan komunikasi yang baik, dia jadi bisa menjalani percakapan yang produktif serta memperoleh pemahaman yang lebih baik.
Baca Juga: 5 Praktik Mengenalkan Perencanaan Keuangan pada Anak-Anak
4. Berikan alternatif untuk pertimbangan bersama
ilustrasi anak dan orang tua setuju dengan alternatif untuk menentukan solusi terbaik saat diskusi (pexels.com/Gustavo Fring) Saat kita ingin menyadarkan anak yang sulit mengalah, berikan alternatif yang bisa dipertimbangkan bersama. Ajak dia berpikir tentang berbagai cara untuk menangani situasi, mencari opsi lain, atau mencari solusi yang memadai bagi semua pihak. Dengan memberikan pilihan lain, dia diajak untuk berkompromi tanpa menyakiti diri sendiri dan orang lain.
5. Berikan pujian untuk kompromi dan fleksibel
ilustrasi orang tua memberikan apresiasi pada anak (pexels.com/Elina Fairytale) Ketika anak memperlihatkan tanda-tanda kompromi atau fleksibel, berikan pujian yang tulus untuknya. Ini bisa memperkuat perilaku positif serta memberikan dukungan yang baik karena dia bersedia mengalah pada situasi yang tepat. Dengan pujian, dia akan merasa senang karena orang tua menghargai usahanya.
6. Berikan contoh nyata
ilustrasi orang tua yang memberikan contoh nyata tentang cara berdiskusi sehat pada anak (pexels.com/Pavel Danilyuk) Anak sering meniru perilaku orang dewasa yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, sebagai orang tua, penting untuk menjadi teladan yang baik perihal komunikasi yang sehat, penyesuaian, serta pengambilan keputusan.
Kalau anak melihat kita menangani konflik dengan bijaksana serta kemampuan untuk mengalah di momen yang tepat, dia akan lebih mudah meniru dari apa yang dicontohkan oleh kita.
Baca Juga: 5 Tips Membantu Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar, Kuncinya Sabar