TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Biografi Amangkurat I, Raja Kesultanan Mataram yang Penuh Kontroversi

Memerintah sewenang-wenang dan membunuh para ulama

ilustrasi Amangkurat I, Raja keempat Kesultanan Mataram (wikimedia.org)

Saat berbicara mengenai Kerajaan Mataram Islam, nama Amangkurat I tidak bisa luput begitu saja. Ia merupakan pemegang tahta kerajaan yang menjabat sejak 1646 sampai 1677.

Berbanding terbalik dengan ayahnya, Amangkurat I terkenal akan perilakunya yang penuh kontroversi selama menduduki kursi raja. Temasuk diktator besar dari kerajaan di pulau Jawa, berikut biografi Amangkurat I yang memuat silsilah hingga skandal kisah cintanya.

Baca Juga: 7 Kerajaan Islam Terbesar Sepanjang Sejarah, Sangat Berpengaruh

1. Merupakan putra dari Raja Ketiga Kesultanan Mataram

Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja terbesar Kesultanan Mataram (civitasbook.com)

Melansir keraton.perpusnas.go.id, Raja Keempat Kesultanan Mataram ini memiliki nama asli Raden Mas Sayidin dan bergelar Pangeran Arya Prabu Adi Mataram saat memegang posisi sebagai Adipati Anom. Amangkurat I adalah putra dari Sultan Agung Hanyokrokusumo dan Ratu Wetan yang merupakan putri Bupati Batang yang lahir pada 1619.

Merupakan cicit dari Panembahan Senopati, Amangkurat I sama seperti raja-raja sebelumnya yang memiliki dua permaisuri. Permaisuri pertama bergelar Ratu Kulon yang menjadi ibu dari Raden Mas Rahmat atau Amangkurat II. Sementara, permaisuri kedua yaitu Ratu Wetan yang melahirkan Raden Mas Drajat atau Pakubuwana I.

2. Kerajaan di bawah Amangkurat I

ilustrasi Pemberontakan Trunojoyo (commons.wikimedia.org/Willem Steelink Jr.)

Sepeninggal Sultan Agung, Raden Mas Sayidin diangkat sebagai Sultan baru untuk meneruskan tahta Kesultanan Mataram pada 1645. Ia pun mendapat gelar Sri Susuhan Amangkurat Agung atau Amangkurat yang berarti "memangku bumi" atau "memerintah suatu negara".

Alhasil, Amangkurat I pun mewarisi wilayah Kesultanan Mataram yang sangat luas hasil kerja keras ayahnya. Namun, dalam keberjalanannya, Amangkurat I jauh dari sosok pemimpin yang bijaksana.

Amangkurat I disebutkan dalam catatan War, Culture, and Economy in Java 1677-1726 (1993) dari sejarawan Merle C. Ricklefs sebagai raja yang brutal tanpa keberhasilan. Ia menerapkan sentralisasi dan menyingkirkan tokoh-tokoh yang lebih senior jika tak sejalan dengan pendapat politiknya.

Dan berikut beberapa daftar kekejaman yang tercatat selama Amangkurat I memerintah kerajaan:

  • Menerapkan sistem kerja paksa terhadap rakyat kecil atau kawulo Mataram untuk membangun Istana Keraton Pleret.
  • Mewajibkan kawulo Mataram membayar pajak tinggi terhadap hasil pertanian dan perikanan.
  • Membunuh Tumenggung Wiroguno yang berpengaruh di lingkungan Kesultanan Mataram dan merupakan tumenggung kepercayaan Sultan Agung.
  • Merupakan dalang di balik pembunuhan adiknya sendiri, Pangeran Alit. Tidak berselang lama, kurang lebih 6000 ulama dan keluargan yang mendukung pemberontakan Pangeran Alit turut dibunuh.
  • Menjebak puteranya Pangeran Singosari dalam pertempuran melawan pasukan pemberontak Trunojoyo. Dengan sengaja Pangeran Singosari dijebak dan dibunuh dalam pertempuran melawan Madura dibawah kepemimpinan Trunojoyo
  • Bekerjasama dengan VOC dalam sistem perdagangan yang notabenenya VOC adalah musuh utama pada pemerintahan Sultan Agung.

3. Kisah cinta Amangkurat I

komplek makam Ratu Mas Malang, isteri Amangkurat I (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Kisah skandal asmara Amangkurat I bermula dari perkenalannya dengan putri Ki Wayah, seorang dalang wayang gedong terkemuka, menurut Babad Tanah Jawi: Javaanse Rijskroniek. Amangkurat I yang terpesona dengan putri Ki Wayah segera mempersuntingnya, meski putri Ki Wayah sedang mengandung anak dari Ki Dalang Panjang atau Kiai Dalem.

Perebutan paksa putri Ki Wayah pun terjadi oleh Amangkurat I, yang kemudian diberi gelar Ratu Wetan. Namun, julukan Ratu Malang segera melekat pada Ratu Wetan, karena kehadirannya yang merusak keharmonisan rumah tangga di kerajaan.

Ketika anak dari Ratu Wetan lahir, Amangkurat I mengeluarkan perintah pembunuhan pada Kiai Dalem. Namun, kematian dalang tersebut segera disusul oleh Ratu Wetan dengan cara yang mengenaskan.

Kematian Ratu Wetan berbuntut pada pengurungan 60 dayang Ratu Wetan dalam ruangan gelap hingga banyak yang meninggal kelaparan. Setelah ditinggal pergi istri tercintanya, Amangkurat I banyak meninggalkan urusan kerajaan dan menyerahkan kepada para menteri.

Baca Juga: Ini Daftar Raja-Raja Kesultanan Berau

Berita Terkini Lainnya