TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Larangan Saat Rayakan Imlek, Dipercaya Bawa Nasib Buruk

Hal-hal tabu yang tak diizinkan dilakukan saat Imlek

Warga berdoa di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang menjelang Tahun Baru Imlek 2022. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Saat merayakan hari Raya Imlek atau Tahun Baru China, beberapa kegiatan dilarang untuk dilakukan. Aktivitas yang dianggap tabu tersebut dipercaya bisa membawa dampak buruk yang panjang selama setahun ke depan. 

Mengutip dari laman China Highlight, terdapat sekitar 10 larangan berkegiatan dari awal perayaan Imlek. Kira-kira, kamu sudah tahu belum?

1. Larangan minum obat atau menyeduh jamu

ilustrasi minum obat (unsplash.com/@laurynasm)

Ada pantangan yang sangat dipercaya oleh warga China, untuk tidak minum obat atau menyeduh jamu saat hari pertama di tahun baru. Mereka percaya  jika ada yang minum obat saat itu, ia akan terkena penyakit selama setahun ke depan. Ada juga yang percaya bahwa memecahkan gallipot akan mengusir penyakit. 

Baca Juga: Bukan Sembarang Makanan, Ini Makna Kue Keranjang Imlek 

2. Larangan menyapu atau membuang sampah

ilustrasi sampah (unsplash.com/@john_cameron)

Dilarang menyapu saat tahun baru Cina. Menurut kepercayaan, menyapu saat perayaan Imlek sama saja dengan menyapu atau menghilangkan kekayaan. Begitu juga dengan membuang sampah yang melambangkan membuang keberuntungan atau nasib baik dari rumah. 

3. Larangan berbicara kata-kata buruk

ilustrasi teman (unsplash.com/@benwhitephotography)

Sst... Jaga perkataanmu saat merayakan Imlek! Hindari mengucapkan kata-kata yang berhubungan dengan kematian, penyakit, kemiskinan, hantu, dan kata buruk lainnya. Orang China biasanya akan mengganti kata-kata buruk tersebut dengan sesuatu yang lebih positif misalkan, "ada yang pergi", bukan "ada yang mati". 

4. Larangan makan bubur dan daging untuk sarapan

Bubur Ayam Pa Otong (instagram.com/bubueataway)

Menurut orang China, bubur tidak boleh dimakan saat perayaan Imlek datang. Bubur identik hanya untuk orang miskin. Maka dari itu, makan bubur sama saja dengan 'memulai tahun dengan miskin'.  

Sementara daging tidak boleh dimakan pada saat sarapan karena untuk menghormati para dewa. Dalam agama Buddh sendiri diyakini bahwa para dewa menentang pembunuhan hewan. 

5. Hindari mencuci rambut dan potong rambut

ilustrasi skincare (unsplash.com/@kxvn_lx)

Bukannya jorok, larangan tidak boleh keramas pada hari Tahun Baru Imlek karena dalam bahasa Mandarin, rambut (fa) memiliki pengucapan yang sama dengan (fa) dalam facai yang berarti 'menjadi kaya'. Oleh karena itu, dianggap tidak baik untuk “membersihkan kekayaan” di awal tahun baru. Sama halnya dengan memotong rambut, karena diyakini akan membawa kesialan. 

Baca Juga: Jokowi Ajak Jan Ethes ke Candi Prambanan, Kenalkan Wisata Edukasi

6. Larangan mencuci baju

ilustrasi laundry (unsplash.com/@anniespratt)

Pantangan mencuci baju dilakukan oleh orang China saat hari pertama dan kedua tahun baru, penyebabnya adalah dua hari tersebut diperingati sebagai hari lahir dewa air. 
Aktivitas mencuci pakaian dianggap tak menghormati kelahiran dewa air. Kepercayaan orang terdahulu bahwa air melambangkan kekayaan, saat mencuci baju yang membuang banyak air, sama halnya dengan membuang kekayaan.

7. Larangan menjahit

ilustrasi menjahit (unsplash.com/@reubellion)

Pada zaman dulu di China, banyak perempuan yang bekerja sebagai penjahit. Namun pada hari pertama sampai kelima di perayaan Imlek, tidak ada yang boleh melakukannya, bahkan sesederhana menjahit pakaian bolong, atau memasang kancing. Orang-orang percaya bahwa jika menjahit akan menjadikan tahun yang sulit. 

8. Larangan memakai gunting

ilustrasi menjahit (unsplash.com/@reubellion)

Ujung gunting dianggap seperti bibir tajam saat orang sedang bertengkar. Inilah mengapa orang China percaya bahwa memakai gunting pada hari pertama Imlek dianggap akan terjadi pertengkaran dengan seseorang di tahun yang akan datang. 

Selain itu penggunaan pisau harus dihindari karena dianggap sebagai bahaya, mengarah pada hal-hal yang tidak menguntungkan, dan kekayaan yang menipis di tahun mendatang.

9. Larangan memberi angpao dalam jalam jumlah ganjil

ilustrasi angpao (unsplash.com/@chuttersnap)

Jangan memberikan angapao dalam jumlah ganjil yang dimasukkan dalam amplop merah. Orang Tionghoa menyukai angka genap, yang makna secara tradisional bahwa hal baik selalu berlipat ganda. Tetapi hindari angka sial seperti 4 dan 40, karena 4 terdengar seperti kematian dalam bahasa Cina.

Baca Juga: Bahu Membahu Memupuk Kebhinnekaan di Klenteng Fuk Ling Miau

Verified Writer

Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya