TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips untuk Perempuan yang Berkarier di Bidang Teknologi

Ini tips dari Tessa Wijaya, COO dan Co-Founder Xendit

Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit. (Dok. Xendit)

Yogyakarta, IDN Times - Industri teknologi kian pesat berkembang. Namun, selama ini dunia teknologi, termasuk industri startup, masih didominasi oleh laki-laki. Proporsi pekerja perempuan bidang teknologi di Indonesia pun terbilang rendah, hanya 22 persen.

Salah satu sosok perempuan yang terjun ke dunia digital adalah Tessa Wijaya, Chief Operating Officer dan Co-Founder Xendit, salah satu perusahaan teknologi keuangan yang menyediakan solusi pembayaran digital untuk Indonesia dan Asia Tenggara. Dalam semangat International Women’s Day, ia membagikan tips bagi para perempuan yang tertarik untuk memasuki industri startup dan teknologi. Apa saja?

1. Kuatkan mental dan hati untuk fokus pada kapabilitas diri sendiri

Ilustrasi (pexels.com/Startup Stock Photos)

Tessa telah meniti karier di bidang teknologi selama bertahun-tahun. Namun, bukan berarti ia terbebas dari pengalaman diskriminatif. Sebagai co-founder perempuan, ia pun pernah mengalami perbedaan perlakuan, seperti diremehkan atau diragukan oleh pihak lain. 

“Ketika perempuan ingin memulai sesuatu yang baru, banyak orang yang lebih skeptis dan meragukan kita. Saya sendiri mengalami berbagai penolakan dan pendapat skeptis dari orang lain yang tentunya sempat membuat saya ragu dengan diri sendiri, ungkap Tessa dalam keterangan tertulis pada Selasa (8/3/2022).

Ia mencontohkan, dalam beberapa rapat ketika ia mengatakan sesuatu, pihak lain tampak enggan mendengarkan. Namun, lain jika hal yang sama diucapkan oleh co-founder laki-laki, maka mereka akan langsung mematuhinya. Menurutnya, adalah tantangan tersendiri yang harus dihadapi sebagai pimpinan perusahaan perempuan.

"Tapi kita harus kuat secara mental dan prinsip, supaya kita bisa tetap percaya diri dan fokus melakukan hal yang benar tanpa mempedulikan selentingan orang lain,” tuturnya.

Baca Juga: 6 Cara Tetap Profesional Bekerja Meski Baru Patah Hati

2. Tidak ada yang mengalahkan kerja keras dan persiapan ekstra

Ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/burst)

Tessa melanjutkan, agar dapat menonjol dibandingkan rekan kerja yang lain, kuncinya adalah kerja keras dan persiapan ekstra. Dua karakter inilah yang membedakan karyawan hebat dengan karyawan yang biasa-biasa saja.

Ia mengungkapkan, ayahnya lah yang mengajarkan untuk membiasakan diri bekerja dengan tulus dan bersungguh-sungguh. Kita perlu terlibat secara aktif dan turun tangan langsung jika dibutuhkan, tak peduli apapun jabatannya.

3. Berani bersuara

Ilustrasi meeting (pixabay.com/Free-Photos)

Tessa mengatakan, perempuan harus lebih berani bersuara dan bersikap lebih asertif di lingkungan pekerjaan. Ini diperlukan agar kamu dapat mendobrak dominasi dan stigma yang ada.

Contohnya, tidak takut untuk mengungkapkan ide-ide di dalam pertemuan dan diskusi kantor. Dengan begitu, kontribusi kita kepada perusahaan akan lebih diakui dan dihargai.

4. Terus belajar dan bagikan pelajaran itu ke orang lain

IDN Times / Helmi Shemi

Menurut Tessa, salah satu hambatan utama para perempuan yang terjun ke industri teknologi, startup, maupun fintech, adalah kurangnya role model dan kesempatan. Untuk itu, salah satu misi utamanya di Xendit adalah membantu lebih banyak perempuan untuk meningkatkan kariernya dan menjadi bagian dari generasi pemimpin masa depan.

“Untuk mengajak semakin banyak perempuan terlibat aktif di sektor teknologi, kita perlu menjadi mentor yang baik bagi generasi yang lebih muda. Kita juga perlu mendukung mereka dengan kepercayaan diri, pengembangan keterampilan, dan penyediaan sumber daya agar mereka nantinya bisa mendirikan perusahaan sendiri di masa depan,” tambahnya.

Baca Juga: Hindari Unggah 5 Hal Ini di Medsos, Bikin Susah Cari Kerja

Berita Terkini Lainnya