14 Tahun Berlalu, Netizen Kenang Kisah Haru Gempa Yogyakarta 2006
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times - Tepat pada hari ini tanggal 27 Mei, 14 tahun lalu, gempa berkekuatan 5,9 skala Richter mengguncang DI Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya di Jawa Tengah. Gempa yang memorakporandakan sejumlah wilayah di Jogja ini menjadi kenangan yang sulit dilupakan bagi warga Yogyakarta yang saat itu merasakan bagaimana hebatnya guncangannya.
Memperingati 14 tahun gempa Yogyakarta, beberapa netizen mengenang kembali kondisi mereka saat gempa menerjang.
1. Sang adik lahir saat gempa Yogyakarta dan hampir diberi nama Lindu Aji
Lindu dalam bahasa Indonesia artinya gempa, sedangkan Aji dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya berharga sekali dan dianggap bertuah, sehingga Lindu Aji bisa diartikan sebagai suatu yang sangat berharga saat gempa terjadi. Kira-kira adik netizen ini jadinya diberi nama apa, ya?
2. Saat itu warga juga sedang mengkhawatirkan aktivitas Gunung Merapi yang meningkat
Meskipun begitu, para pakar mengatakan gempa yang terjadi adalah gempa tektonik, tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Merapi.
3. Waduh, netizen yang satu ini tetap meneruskan sarapannya meski tengah terjadi gempa
Netizen ini mengatakan bahwa saat gempa terjadi dirinya sedang sarapan dan tiba-tiba gempa datang lalu dirinya berlari sambil masih membawa sepiring nasi beserta lauk. Meskipun orang-orang panik dan pada menangis, dirinya tetap meneruskan sarapan. Kocak!
5. Isu ini juga menambah kepanikan, karena jadi ada gempa, gunung meletus dan tsunami sekaligus
Netizen ini juga menuturkan dalam utasan Twitter-nya bahwa warga yang dari utara turun ke selatan, dan dari selatan justru naik ke utara akibat adanya isu ini. Beruntung ayah dari netizen ini yang berada di Cilacap menjelaskan kalau tsunami terjadi dan mencapai candi Prambanan, tentu Cilacap sudah habis duluan sehingga keluarga dari netizen ini mengurungkan niat untuk mengungsi ke utara dan tetap di sekitar rumahnya di desa Nogotirto, Sleman.
6. Video betapa riuhnya warga yang panik akibat gempa pun kembali membuat kita mengenang
Baca Juga: Gempa 2006: 13 Tahun Berlalu, Warga Sulit Hilangkan Trauma
8. Pasca gempa, spanduk-spanduk penyemangat pun bermunculan
Bantuan tidak akan datang terus-menerus, sekarang waktunya bekerja keras
Kalau menyerah tambah parah, kalau menunggu tak bakal maju
Tidak mengharapkan pamrih, namun tetap giat bekerja
Kalimat-kalimat ini menjadi penyemangat warga Yogyakarta setelah gempa 14 tahun lalu di kala ekonomi sedang sulit karena gempa terjadi.
9. Mengenang betapa paniknya saat ayahnya tengah opname di rumah sakit dan ada gempa
Netizen yang satu ini menceritakan bagaimana kepanikannya saat gempa terjadi. Kala itu dirinya masih kelas 4 SD yang sedang bersiap berangkat sekolah sampai tiba-tiba gempa terjadi dan membuat dirinya, ibu, dan saudara-saudara kandungnya berusaha menyelamatkan diri.
Setelah gempa terjadi mereka teringat akan ayah mereka yang tengah opname di sebuah rumah sakit. Karena khawatir mereka memutuskan untuk menuju ke rumah sakit demi melihat keadaan ayah mereka yang tidak bisa bergerak karena penyakit diabetes.
Perjuangan besar dilakukan netizen ini dan keluarganya karena harus menghadapi kepanikan warga akibat isu tsunami. Akhirnya dengan penuh perjuangan ibu dari netizen ini bisa melihat keadaan ayahnya yang hanya mengalami luka ringan. Dari situ, netizen ini mengaku jadi berkuliah di Ilmu Geofisika salah satu kampus negeri Yogyakarta.
10. Pengalaman membangun tenda di luar rumah dan mendapat bantuan dari TNI
Saat gempa terjadi, netizen ini masih kecil dan kebingungan apa yang terjadi. Dalam utasan Twitter-nya, dirinya bercerita saat itu keluarga dan warga sekitar membangun tenda di luar untuk tidur dan berjaga jika terjadi gempa susulan. Mereka saat itu kekurangan bahan pangan hingga akhirnya ada satu batalion TNI yang datang membagikan bahan pangan setelah ayahnya menghubungi untuk meminta bantuan.
"Selang waktu beberapa jam, satu batalyon TNI dengan gagah menaiki mobil, truk dan motor-motornya datang ke desaku (karena ini bagian yg tidak pernah aku lupakan) mereka memberi makanan dan kebutuhan lainnya," cuitnya melalui Twitter.
Suasana haru dan trauma akan gempa mungkin dirasakan oleh para netizen yang bercerita pengalamannya ini yang sebagian dari mereka masih kecil saat gempa terjadi. Namun yang harus diingat, cerita pengalaman dari netizen ini adalah proses mengenang bukan meratapi bencana yang terjadi agar kita selalu waspada.
Baca Juga: Gempa 2006: Dua Tahun Mengembalikan Jogja Seperti Sediakala