Nia Dinata Pilih Sosok Hamzah dan Raminten Jadi Film Dokumenter

Film angkat cerita tentang Raminten dan budaya Jogja

Intinya Sih...

  • Film dokumenter tentang Raminten, ikon budaya Jogja, sedang diproduksi oleh Kalyana Shira Films.
  • Disutradarai oleh Nia Dinata, film ini mengupas tentang kebaikan, ketulusan, dan inklusivitas dunia Raminten.
  • Pembuatan film dimulai sejak April 2024 dengan harapan dapat mempromosikan Jogja sebagai wilayah yang kental akan budaya tradisional dan seni kontemporer.

Yogyakarta, IDN Times – Kalyana Shira Films tengah memproduksi film terbarunya, sebuah dokumenter mengenai sosok ikonis Raminten, tokoh asal Jawa berkebaya tradisional lengkap dengan kain batik dan sanggul yang selalu tampil elegan dengan kacamata khasnya. Sebagai salah satu ikon pariwisata dan budaya Jogja, Raminten memiliki banyak usaha termasuk toko oleh-oleh, restoran, serta pertunjukan cabaret yang selalu ramai digandrungi oleh turis lokal maupun internasional.

Dokumenter ini mengupas tentang warna-warni dunia Raminten, memotret perjalanan sang pendiri, K.M.T. Tanoyo Hamijinindyo (Hamzah Sulaeman) dalam membina dan membesarkan Raminten, tidak hanya sebagai sebuah bisnis, tetapi juga sebagai ‘keluarga pilihan (chosen family)’, termasuk di dalamnya karyawan, penampil pertunjukan, serta keluarga dan para sahabat. Hamzah membangun Raminten sebagai ruang aman untuk berekspresi khususnya lewat pertunjukan Raminten cabaret.

1. Ide pembuatan dokumenter Raminten

Nia Dinata Pilih Sosok Hamzah dan Raminten Jadi Film DokumenterJumpa pers film dokumenter Raminten Universe. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Sutradara film dokumenter yang mengangkat sosok Raminten, Nia Dinata menyampaikan ide pembuatan film dokumenter sudah tercetus sejak lama, dan pertama kali dikemukakan tahun 2023 bersamaan dengan Dena Rachman, sang produser, masih berada di London mengerjakan tugas akhir untuk studi S2-nya mengenai representasi industri film di Indonesia. “Waktu itu aku ngobrol sama Dena dan aku bilang kita harus bikin film tentang Raminten sebagai bentuk representasi,” ucap Nia.
 
Nia mengaku melihat Raminten sebagai hal yang luar biasa yang menjadi bagian upaya menghidupkan budaya Jogja. “Dengan tokoh alter ego Raminten, membawa kebaikan. Ini luar biasa kebaikan, ketulusan serta inklusivitas dunia Raminten,” ungkap Nia.
 
Nia mengungkapkan sosok Hamzah Sulaeman menjadi sosok inspiratif, yang jarang ditemui dalam kehidupan sehari-harinya di Jakarta, yang serba transaksional. Ia menyebut orang-orang yang bekerja dengannya, berdasar riset awal dilakukan bekerja dengan rasa cinta.
 
Berdasar apa yang diperolehnya, Nia ingin menceritakan Raminten Universe. Keluasan dengan sejumlah detail dari Raminten akan ditampilkan. Ia menggarisbawahi, bagaimana kesuksesan Hamzah Sulaeman sebagai pengusaha. “Fakta beliau pengusaha sukses, tapi jadi sukses gak harus orang lain menderita. Lu nambang bisa sukses, tapi hutan jadi rusak. Ini sukses tapi keberagaman, berbagai usia, berbagai pilihan lifestyle dan semua keberagaman diayomi,” kata Nia.

2. Hamzah dinilai memiliki peran besar

Nia Dinata Pilih Sosok Hamzah dan Raminten Jadi Film DokumenterHamzah Sulaeman. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Pertama kali didapuk sebagai produser Melissa Karim, Dena Rachman mengaku bersemangat dengan sosok Hamzah Sulaeman yang menginspirasi. “Buat kami pribadi dan fakta bahwa Raminten dengan segala warna-warninya merupakan pertunjukkan cabaret yang sangat populer dan disukai oleh berbagai macam orang benar-benar menarik untuk diceritakan,” kata Dena.
 
Melissa menambahkan pengerjaan dokumenter ini merupakan perjalanan yang luar biasa. Melalui film ini, pihaknya berharap dapat menangkap dan menampilkan esensi dari Raminten, tidak hanya sebagai ikon budaya dan bisnis tapi juga sebagai bentuk keragaman ekspresi Jogja yang modern sebagai kota yang mempertemukan tradisi dengan inovasi. “Sebuah kehormatan bagi kami dapat membawa cerita ini ke khalayak yang lebih luas,” ujar Melissa.

Baca Juga: Raminten Cabaret Show, Ini Cara Reservasi dan Harga Tiketnya

3. Ini penututan Hamzah Sulaeman

Nia Dinata Pilih Sosok Hamzah dan Raminten Jadi Film DokumenterHamzah Sulaeman. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo)

Riset pembuatan film dimulai sejak April 2024, dan proses pengambilan gambar dimulai pada Juli 2024. Dokumenter ini diharapkan akan rampung pada akhir tahun 2024. Selain mendokumentasikan cerita Raminten, film juga ingin mempromosikan jigja sebagai wilayah yang tidak hanya kental akan budaya Jawa tradisional, juga seni modern kontemporer dengan mengangkat pesan moral bahwa nilai-nilai kebaikan memiliki dampak nyata terhadap hidup orang banyak tanpa memandang perbedaan.
 
“Saya tidak menyangka dibuat filim. Syuting seperti ini saya kira baru pertama kali, sebelumnya tidak pernah ada. Saya doakan supaya maju dan berbahagia,” ujar Hamzah Sulaeman.

Baca Juga: 5 Mie Godog Jogja Terpopuler, Pernah Coba yang Mana?

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya