TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Kesenian Ketoprak di Yogyakarta, Hiburannya Para Priyayi

Hayo, sudah pernah nonton kesenian ketoprak belum?

Kesenian ketoprak. (commons.m.wikimedia.org)

Saat mendengar kata ketoprak, kamu pasti akan terbayang makanan dengan isi lontong, bakwan, sayur, dan disiram bumbu kacang. Namun tak hanya itu, di Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Yogyakarta, ada yang namanya kesenian ketoprak. 

Kesenian ketoprak termasuk dalam seni teater yang bertujuan memberikan hiburan kepada penontonnya dengan penggunaan bahasa dan kostum ala Jawa. Meski tradisional, kini ketoprak mulai banyak dilirik , terutama yang ada di daerah. 

Biar gak penasaran bagaimana sejarah kemunculan dan berkembangnya kesenian ketoprak di Yogyakarta, simak ulasan lengkapnya berikut. Hiburan para priyayi zaman dulu!

Baca Juga: Bondan Nusantara Maestro Ketoprak Jogja Meninggal Dunia 

1. Sejarah munculnya seni ketoprak

Kesenian ketoprak (commons.m.wikimedia.org)

Dilansir dari laman senibudayaku.com, ketoprak menurut Kuswadji Kawindrasusanto dalam lokakarya ketoprak berasal dari kata 'prak' yang diambil dari bunyi alat musik tradisional tiprak. Saat dimainkan, alat tersebut berbunyi "prak...prak...prak". 

Sebelum jadi sebuah pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung, ketoprak awalnya merupakan permainan anak-anak. Mereka akan berkumpul di tanah lapang saat bulan purnama dan akan diiringi alat musik lesung. 

Masa dulu, kesenian ketoprak masih sangar sederhana, baik dari alat musik, kostum, dan propertinya. Walau begitu, ketoprak pun punya makna religius. Bahkan ada mitos mengatakan suara lesung untuk alat musik ketoprak dipercaya bisa membuat Dewi Sri sebagai lambang kesuburan, turun ke bumi. 

2. Masuknya ketoprak di Yogyakarta

Kesenian ketoprak (commons.m.wikimedia.org)

Dilansir laman budaya.jogjaprov.go.id, ketoprak yang masuk di Yogyakarta berkisar pada tahun 1920 an dan bertempat di pendapa dalem priyayi. Misalnya seperti dalem Mangkukusuman, Jayanegaran Kertanaden, dan masih banyak lagi. Saat itu kemudian banyak bermunculan kelompok ketoprak seperti ketoprak Condrodiprajan Ngasem, ketoprak Langen Muda di Kertananden, dan lain-lain. 

Pada tahun 1925, seorang mantan pemain ketoprak bernama Ki Jagat Trunarsa mendirikan kelompok ketoprak baru yang diberi nama Krida Madya Utama. Ki Jagat Trunarsa waktu itu sebagai pemimpin dan sutradara membentuk konsep baru dalam pembentukan organisasi ketoprak. 

Alih-alih hanya diam, Kridya Madya Utama justru melakukan pertunjukan keliling dan sampai ke kawasan Demangan yang dianggap sebagai titik tolak perkembangan ketoprak di Yogyakarta. 

Baca Juga: Bondan Nusantara Berpulang, Ini Cerita Keluarga dan Rekan

Verified Writer

Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya