Legomoro, Jajanan Khas Kotagede yang Ajarkan Keikhlasan

Sering disebut mirip lemper, tapi punya perbedaan mencolok

Kotagede Yogyakarta, adalah tempat awal mula dari Kerajaan Mataram Islam. Banyak peninggalan sejarah baik yang berbentuk bangunan sampai makanan yang sampai detik ini masih dijaga kelestariannya. Salah satunya legomoro, jajanan yang namanya mungkin tak seterkenal roti kembang waru dan kipo yang sama-sama dari Kotagede, tapi wajib kamu coba. 

Banyak yang mengira legomoro adalah lemper, padahal keduanya memiliki sejarah dan bentuk yang berbeda. Legomoro diketahui adalah makanan yang pada zaman dulu, wajib ada dalam acara upacara pernikahan adat Jawa di Kotagede. Penasaran lebih lanjut soal legomoro dan apa makna di baliknya? Yuk, simak ulasannya berikut!

1. Bahan utama legomoro

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede yang Ajarkan KeikhlasanFilosofi Legomoro Kotagede (instagram.com/petakuliner)

Dari segi bahan, legomoro terbuat dari beras ketan, diisi dengan abon, suwiran daging sapi atau ayam, lalu dibungkus dengan daun pisang klutuk kemudian dikukus. Bagian luarnya lengket, khas jajanan yang menggunakan beras ketan, tapi dalamnya lebih bertekstur karena menggunakan daging.

Rasanya tentu gurih karena dimasak dengan santan dan aneka bumbu lain. Legomoro juga terkenal memiliki aroma yang menggugah selera karena pemakaian daun pisang sebagai bungkusnya. 

2. Perbedaan lemper dengan legomoro

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede yang Ajarkan KeikhlasanIlustrasi Legomoro Kotagede (instagram.com/evyoctavia)

Lemper dan legomoro sama-sama tipe kue basah tradisional yang memakai beras ketan dan isian daging. Namun keduanya memiliki beberapa hal yang membedakan, yang pertama adalah bentuk. Lemper umumnya berbentuk lonjong dan legomoro segitiga yang mungil. 

Perbedaan kedua adalah tata cara bungkusnya meski sama-sama menggunakan daun pisang. Jika lemper dibungkus dengan cara dililitkan lalu dikunci dengan lidi, legomoro daunnya dilipat dan diikat dengan tali bambu yang jumlahnya dua sampai tiga. Setelahnya, beberapa legomoro akan diikat bersamaan sehingga dalam satu ikat terdiri empat biji.

Baca Juga: Kisah Pak Bas, Setia Membuat Roti Kembang Waru Sejak 1983

3. Filosofi legomoro

Legomoro, Jajanan Khas Kotagede yang Ajarkan Keikhlasanpasar kotagede (instagram.com/timothydaely)

Laiknya makanan tradisional Jawa kebanyakan, legomoro juga memiliki makna yang mendalam, lho. Legomoro berasal dari kata berbahasa Jawa yaitu lego yang berarti lega dan moro adalah datang. Bisa disimpulkan bahwa makna besarnya adalah kelegaan hati untuk datang. 

Hal ini sesuai dengan keberadaan legomoro yang menjadi makanan wajib ada dalam seserahan dari pihak calon pengantin lelaki untuk calon pengantin perempuan. Dengan begitu, filosofi dari legomoro adalah datang dengan lapang dada atau ikhlas untuk meminang. 

Dalam adat pernikahan di Kotagede Jogja, selain legomoro juga wajib ada kue kembang waru. Kedua makanan ini juga umum jadi suguhan dalam berbagai acara hajatan meski awalnya cukup sulit ditemukan karena merupakan makanan keraton. 

Saat ini, keberadaan legomoro semakin sulit buat ditemukan karena tak banyak pengusaha makanan yang membuatnya. Namun kalau beruntung, kamu bisa menemukannya di toko jajanan dalam Pasar Kotagede. Selamat mencoba!

Baca Juga: 6 Fakta Kipo, Jajanan Khas Kotagede Kesukaan Bangsawan

Dyar Ayu Photo Community Writer Dyar Ayu

Jalan-jalan mencari penyu Alabiyu~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya