Fakta Puthul Goreng, Kuliner Ekstrem Gunungkidul yang Renyah
Kamu berani makan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bicara soal kuliner ekstrem di Jogja, pasti gak akan lepas dari Gunungkidul. Selain terkenal dengan pantainya yang eksotis, kabupaten berjuluk Bumi Handayani ini juga punya makanan unik yang wajib dijajal saat bertandang ke sana.
Salah satunya adalah puthul goreng. Namanya mungkin belum seterkenal walang goreng, tapi rasanya tak kalah enak. Penasaran 'kan apa itu puthul goreng? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!
1. Dari hama pertanian yang muncul di musim hujan
Beberapa jenis serangga adalah musuh buat petani karena bisa merusak tanaman padi. Puthul (Phyllophaga) adalah salah satunya. Oleh karenanya, serangga ini tak hanya diburu untuk diolah, tetapi juga demi mengendalikan populasinya.
Bentuk puthul hampir mirip kumbang, tapi ukurannya cukup mungil dengan ukuran berkisar 12 sampai 35 mm. Phyllophaga memiliki warna gelap antara hitam atau cokelat kemerahan dan tanpa motif apa pun sehingga mudah menyamar ketika sedang hinggap di tumbuh-tumbuhan.
Selain itu, Phyllophaga juga hanya aktif pada malam hari. Mereka juga bersifat seperti laron yang cenderung menghampiri cahaya.
Baca Juga: Resep Belalang Goreng Khas Gunungkidul, Renyah Gurihnya Bikin Nagih
Baca Juga: Musim Penghujan Datang, Warga Gunungkidul Berburu Puthul