TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sate Kambing Pak Jo, Sederhana Namun Jadi Incaran

Setiap hari potong 2 ekor kambing muda agar dagingnya empuk

Wisatawan asal Jakarta, Bimo yang penasaran olahan daging kambing di rumah makan sate Pak Jo. IDN Times/Daruwaskita

Bantul, IDN Times - Jika kamu berkunjung ke Museum Tani di Kebonagung, Kecamatan Imogiri ataupun objek wisata alam Sono Seneng di Dusun Ngunut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, kurang lengkap rasanya jika tak mencicipi salah satu kuliner yang terkenal di daerah tersebut.

Adalah Sate Kambing Pak Jo yang terletak di Jalan Siluk, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, yang jadi incaran wisatawan.

Baca Juga: 10 Kuliner Jogja Rekomendasi Glenn Alinskie dan Chelsea, Udah Coba?

1. Rumah makan sate kambing yang sederhana namun diburu pencinta kuliner

Rumah makan sate kambing Pak Jo di Jalan Siluk Sriharjo Imogiri Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Warung Sate Kambing Pak Jo mungkin tidaklah seluas dan sebagus rumah makan sate kambing yang ada di kawasan Wonokromo, Kecamatan Pleret, yang merupakan sentra kuliner sate kambing. Namun, sate kambing di sini selalu ludes dibeli pelanggan menjelang siang.

Sate kambing Pak Jo setiap harinya menyembelih 2 ekor kambing muda sehingga daging yang dioleh menjadi menu sate biasa, sate klatak, tongseng, gulai hingga kicik ini terasa empuk. Pelanggan yang berusia tua tak kesulitan mengunyah daging kambing yang telah matang.

2. Nasi goreng kambing jadi menu favorit

Nasi goreng kambing rumah makan sate kambing Pak Jo. IDN Times/Daruwaskita

Giyanti, salah satu anak perempuan Pak Jo, mengaku olahan yang disajikan tak berbeda dengan rumah makan sate kambing lainnya namun demikian di rumah makan sate kambing Pak Jo ini punya menu spesial yakni nasi goreng daging kambing.

"Kalau bagi saya memasak nasi goreng daging kambing ya biasa saja namun para pelanggan yang datang selalu ketagihan nasi goreng daging kambing olahan saya sehingga bisa dibilang menu favorit di rumah makan sate Pak Jo," ujarnya, Sabtu (21/12).

3. Dijamin harganya tak nuthuk bagi konsumen yang datang pertama kali‎

Giyanti sedang memasak gulai kepala di rumah makan sate kambing Pak Jo. IDN Times/Daruwaskita

Untuk harga Giyanti mengaku tak berbeda dengan rumah makan sate kambing yang lainnya dan tidak ada nuthuk harga (menaikkan harga tidak wajar) bagi konsumen yang datang pertama kalinya.

"Ya standar lah kalau harganya, tak beda jauh dengan rumah makan sate kambing di Bantul," terangnya.

4. Setiap hari sembelih 2 ekor kambing muda‎

Tongseng kambing olahan rumah makan sate Pak Jo. IDN Times/Daruwaskita

Setiap harinya, kata Giyanti, untuk memuaskan pelanggan menyembelih dua ekor kambing muda agar dagingnya juga empuk ketika diolah dan teknik menyembelih kambing punya cara tersendiri sehingga daging kambing tidak bau prengus dan tidak terlalu menyengat.

"Ada baunya prengus tapi tidak menyengat dan itu bisa didapat dari cara menyembelih kambingnya," ucapnya.

Untuk pelanggan sendiri jelas Giyanti mulai dari pedagang pasar hingga pejabat di Pemkab Bantul dan instansi swasta lainnya serta wisatawan yang suka berburu kuliner daging kambing.

"Tapi paling banyak ya pekerja swasta," ujarnya.

Baca Juga: Sate Klathak Pak Pong, Sate Asal Yogya yang Legendaris

Berita Terkini Lainnya