2. Terinspirasi dari komunitas orang-orang berbadan gemuk yang suka lari

Dok. Yojalan

Munculnya gerakan #JanganMager ini juga terinspirasi oleh sebuah komunitas bernama Gembrot YK. Komunitas ini berisi orang-orang yang memiliki badan gemuk namun mereka menyukai olahraga lari.

Auf pun begitu, demi menurunkan berat badannya, dia bersama teman-temannya pernah melakukan tantangan untuk menurunkan berat badan masing-masing, dan jika tidak berhasil maka ada hukuman berat yang harus dilakukan, antara lain berjalan kaki sampai Jawa Timur. 

"Challenge pertama kalau tidak tercapai hukumannya harus keliling Ringroad Jogja 2 kali, alhamdulillah tercapai. Waktu itu turun dari 93 kg ke 78 kg. Challenge kedua karena berat badan saya naik lagi jadi 86 kg maka waktu itu targetnya turun jadi 76 kg, yang kedua jika tidak berhasil harus jalan kaki dari Jogja ke Pantai Klayar Jawa Timur. Alhamdulillah tidak berhasil hehehe, jadi kami waktu itu jalan bareng-bareng berangkat Jumat sore sampai sana Senin malam," ungkap Auf saat dihubungi IDN Times, Rabu (8/4). 

Auf juga menambahkan jika menurunkan berat badan bersama teman-temannya ternyata jauh lebih menyenangkan daripada berusaha sendiri, sehingga Mas Auf dan teman-temannya sepakat untuk memulai sebuah gerakan bernama #JanganMager.

3. Gerakan #JanganMager digalakkan melalui produk sneakers

Dok. Yojalan

Dengan niat mendorong penurunan angka obesitas di Indonesia, Mas Auf menggalakkan gerakan #JanganMager dengan pendekatan gaya hidup anak muda yang gemar menggunakan sneakers.

Dari hasil gerakan tersebut, muncullah brand Yojalan dengan seri sneakers pertamanya yaitu seri Basic. Sneakers ini didesain dengan bahan suede yang khas untuk sepatu lari. Sepatu ini dibanderol dengan harga Rp380.000.

Auf sendiri menyatakan sebenarnya berjualan sneakers bukan tujuan utama gerakan ini, melainkan menjadi sebuah cara untuk mencapai tujuan besarnya, yaitu menurunkan tingkat obesitas muda-mudi Indonesia pada tahun 2030 nanti.

Auf mengatakan dari hasil riset Riskesdas diperkirakan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi penduduk hingga tembus 345 juta jiwa pada 2030. 

"Jika terjadi peningkatan obesitas hingga 30 persen sendiri pada tahun 2030 maka kurang lebih ada 103 juta jiwa penduduk Indonesia yang akan mengalami obesitas. Ini angka yang sangat memprihatinkan. Masa depan Indonesia ada di tangan generasi mudanya," ungkap Auf.

Auf sendiri mengharapkan generasi muda saat ini bisa berdaya saing tinggi sehingga masalah obesitas bisa direduksi paling tidak hingga 10 persen.

4. Bakal bekerja sama dengan gym dan healthy food

Dok. Yojalan

Demi tercapainya usaha untuk menurunkan angka obesitas di Indonesia, campaign dari Mas Auf tidak hanya terbatas di sneakers saja, namun akan merambah ke bidang yang lebih luas lagi yang masih berhubungan dengan kesehatan.

"Next gak cuma sneakers, Kita akan bikin program juga untuk sama-sama jaga kesehatan termasuk nanti kita kerja sama dengan gym dan healthy food (dengan sistem) bundling," ungkap Mas Auf.

Saat ini Yojalan juga tengah merilis sneakers hasil kolaborasinya dengan Waroeng Steak & Shake yang dijual terbatas.

Selain itu, Yojalan sudah bekerja sama dengan seorang dokter bernama Ezra. Dokter Ezra akan memberi arahan tentang healthy food dan kebugaran karena kebetulan dokter Ezra suka nge-gym.

"Dia yang akan membantu teman-teman untuk #JanganMager! Apalagi sekarang kan harus #DirumahAja sehingga jangan sampai kesehatan kita tidak terjaga," terang Auf.

Saat ini pun beberapa unggahan di akun Instagram @yojalan.id sudah memberikan berbagai edukasi tentang cara-cara menjaga kesehatan.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Tenaga Medis, Molay Produksi APD yang Bisa Dicuci