TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe: Laris Tapi Untung Sedikit

Gak naik harga, ukuran tempe jadi menyusut

Proses pembuatan tempe karakter (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sleman, IDN Times - Beberapa saat terakhir, harga kedelai di beberapa tempat mengalami kenaikan. Tidak terkecuali di Kabupaten Sleman, di mana harga kedelai yang biasanya berkisar antara Rp8 ribu-Rp9 ribu, naik menjadi Rp9.500 per kilogram. Kenaikan ini turut memengaruhi produksi olahan kedelai seperti tempe maupun tahu.

Salah satu perajin tempe di Margoluwih, Seyegan, Sleman, Parjiyah (51) menjelaskan naiknya harga kedelai ini berimbas pada keuntungan yang didapatkan oleh produsen tempe. Dia menjelaskan jika naiknya harga kedelai ini membuat hasil produksi laris terjual, namun keuntungan yang didapatkan produsen sedikit.

"Produksi laris tapi untungnya sedikit," ungkapnya pada Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Arus Balik Libur Nataru, Penumpang KA dari Yogyakarta Naik 200 Persen

1. Terjual lebih awal

Cara pembuatan tempe karakter dibentuk di cetakan adonan (IDN Times/Rangga Erfizal)

Menurut Parjiyah, naiknya harga kedelai ini membuat tempe yang diproduksinya jadi terjual lebih awal. Jika biasanya dia memproduksi tempe sebanyak 50 kilogram kedelai dan terjual habis pada pukul 12.00 WIB, namun saat ini tempe produksinya pukul 09.00 WIB sudah terjual habis.

"50 kilogram bisa habis, jam 09.00 WiB saya sudah pulang. Biasanya jam 12.00 WIB belum habis. Karena produksi yang lain masih pada mogok. Karena bahan bakunya masih mahal dan untungnya gak ada," terangnya.

2. Pilih kurangi ukuran tempe

pixabay.com/Dian A Yudianto

Parjiyah menjelaskan, sementara harga jual tempe hasil produksinya masih tetap sama seperti sebelum adanya kenaikan kedelai. Hanya saja, ukuran dari tempe buatannya agak dikurangi agar proses produksi bisa tetap berjalan.

Dia mengaku selama ini mendapatkan kedelai dari Semarang yang diimpor dari Amerika. Untungnya, saat ini dirinya masih memiliki stok kedelai sebanyak 5-6 kuintal yang diperkirakan habis dalam waktu 10 hari ke depan.

"(Stoknya kalau habis?) nanti dilihat lagi. kalau tetap ada stok di Jogja ya tetap jualan. Tapi mungkin nanti harganya bakal dinaikkan kalau memang masih minim stoknya," katanya.

Baca Juga: Jelang Natal, Harga Bahan Makanan di Sleman Naik

Berita Terkini Lainnya