Mengapa Orang Yogya Makin Malas Membeli Premium?
Per hari rata-rata konsumsi premium 300 kiloliter saja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN Times- Masyarakat semakin sadar manfaat bahan bakar minyak khusus seperti Pertalite, Pertamax atau Pertamina Dex. Setiap tahunnya, pasokan BBM jenis premium di wilayah DIY semakin turun menyesuaikan permintaan konsumen.
Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto mengungkapkan sejak Pertalite diperkenalkan sebagai bahan bakar yang lebih baik dari premium, kesadaran masyarakat beralih pada bahan bakar tersebut makin meningkat.
"Dengan adanya produk pertalite ini, maka seiring waktu BBM premium dikurangi pasokannya," ungkap Siswanto, Rabu (31/7).
Baca Juga: Ini Alasan Pertamina Larang Isi BBM Pakai Jeriken
1. Engine kendaraan bermotor dibuat untuk BBM beroktan 90
Penurunan konsumsi BBM premium disebabkan oleh sejumlah faktor. Siswanto memaparkan tak hanya kesadaran masyarakat saja yang mulai melihat keunggulan dari BBM khusus seperti pertalite, pertamax maupun pertamina dex untuk kendaraan mereka.
"Karena sekarang ini, banyak mobil atau kendaraan bermotor yang diproduksi, dilengkapi dengan engine yang hanya didesain untuk BBM dengan kadar oktan di atas 90," ungkap Siswanto.
Semakin banyak kendaraan yang diproduksi dengan engine yang hanya khusus menggunakan bahan bakan beroktan tinggi, maka makin mengurangi konsumsi BBM Premium. Bahkan, tidak jarang banyak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Yogyakarta yang tidak lagi menyediakan premium.
"Sekarang ini rerata konsumsi BBM di DIY antara 1.500-1.800 kiloliter per hari. Untuk premium saja per hari sekitar 300 kiloliter, sedangkan konsumsi pertalite bisa mencapai 1.300 kiloliter per hari," jelas Siswanto.
Baca Juga: 5 Perbedaan Mobil BBM Vs Mobil Listrik, Tentukan Pilihanmu