TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa, sih, Harga Bahan Pokok di Daerah Produsen Lebih Tinggi?

Harga cabai sudah mulai turun, loh!

IDN Times/Holy Kartika

Yogyakarta, IDN Times-Harga sejumlah bahan pokok di daerah produsen, umumnya lebih tinggi. Fenomena disparitas harga tidak hanya terjadi di Yogyakarta.

"Fenomena ini juga terjadi di daerah lain. Maka dari itu, baik harga maupun pasokan bahan pokok harus dijaga," ungkap Deputy Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Miyono, Senin (19/8).

Baca Juga: Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials di Road to Soundrenaline Yogyakarta

1. Komoditas cenderung mengalir daerah dengan harga tinggi

IDN Times/Holy Kartika

Miyono mengungkapkan tidak sedikit di daerah produsen, justru harga komoditas pangan dihargai lebih tinggi. Hal itu juga terjadi di Yogyakarta, di mana harga sejumlah bahan pangan pokok yang banyak dihasilkan petani harganya melambung tinggi.

"Karena adanya disparitas harga antara daerah satu dengan daerah lain, sehingga banyak komoditas yang mengalir ke daerah yang harganya lebih tinggi," papar Miyono.

2. Perlunya kerjasama perdagangan antar daerah

unsplash.com/Hung Nguyen Viet

Sejumlah upaya akan dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, untuk dapat mencukupi kebutuhan bahan pokok di pasaran. Bahkan, upaya itu dilakukan untuk dapat menstabilkan harga dan menjaga harga bahan pangan pokok melambung tinggi.

"Harga dan pasokan bahan pokok harus dijaga. Agar harga terkendali dan pasokan bahan pokok tetap tercukupi," ujar Miyono.

Kuncinya, kata dia, perlu adanya kerjasama perdagangan antar daerah. Hal itu dilakukan agar setiap daerah dapat mencukupi pasokan komoditas pangan sesuai kebutuhan masyarakat daerahnya.

"Kalau di daerah A kelebihan stok, bisa dialihkan ke daerah B. Demikian sebaliknya, agar harga komoditas juga tidak tinggi dan pasokan tetap tersedia," jelas Miyono.

Baca Juga: Ini 4 Laptop Unggulan Asus untuk Anak Muda Yogyakarta yang Kreatif

Berita Terkini Lainnya