TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Telur Turun, Peternak Bantul Tak Mampu Tutupi Biaya Pakan 

Harga telur terus turun sejak sebulan lalu 

Salah satu peternak ayam petelur di Bantul, Teni Ermawanto. (IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Harga telur terus turun sejak satu bulan lalu, membuat peternak ayam petelur di Kabupaten Bantul merugi. Keadaan ini diperparah dengan harga pakan yang justru mengalami kenaikan.

Baca Juga: Beralih ke Listrik, Rezeki Petani Bantul Kian Mengalir di Lahan Pasir

1. Harga telur jatuh sejak satu bulan yang lalu‎

Salah satu peternak ayam petelur di Bantul, Teni Ermawanto.(IDN Times/Daruwaskita)

Salah satu peternak ayam petelur di Bantul, Teni Ermawanto mengatakan harga telur mulai turun sejak awal bulan Suro atau satu bulan yang lalu. Pada saat itu harga telur masih dihargai Rp20 ribu per kilo, bahkan pernah dihargai Rp14 ribu setelah kembali merangkak Rp16 ribu.

"Peternak dengan harga Rp19 ribu per kilogram hanya impas saja, kalau Rp16 ribu per kilo seperti saat ini tentu akan merugi banyak," ucapnya, Minggu (12/9/2021).

2. Penjualan telur tak menutup biaya pakan

Ilustrasi telur ayam. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Warga Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, ini mengaku kapasitas kandang yang dimiliki bisa diisi hingga 10 ribu ekor ayam petelur, namun melihat kondisi ekonomi semenjak PPKM Darurat hanya diisi 2 ribu ekor ayam petelur.

"Setiap harinya jika kondisi ayamnya bagus mampu mendapatkan 2 ribu butir telur namun biasanya ayam yang bertelur hanya kisaran 1.800 an saja," katanya.

Teni mengaku setiap harinya hanya mendapatkan uang Rp1,5 juta, tidak mampu menutup harga pakan yang menghabiskan Rp1.625.000.

"Kalau dihitung hasil penjualan telur dengan pembelian pakan jelas rugi. Belum ditambah dengan biaya tenaga kerjanya," ungkapnya.

 

 

Berita Terkini Lainnya