TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Elisabeth Berti Ubah Jahe Emprit Jadi Sirup

Sirup Jahe Emprit mampu bertahan hingga 8 bulan‎

IDN Times/Daruwaskita

BANTUL, IDN Times - Sirup menjadi salah satu minuman favorit saat berbuka puasa, namun selama ini, kita lebih banyak mengenal sirup dengan rasa buah-buahan.

Pernahkan menemukan sirup yang berisi olahan jahe yang rasanya tak kalah nikmatnya plus memilik berbagai khasiat yang sangat banyak bagi tubuh?. 

Baca Juga: Kampoeng Ramadhan Jogokariyan, Surga Jajajan Takjil di Bulan Puasa

1. Sirup Jahe Empri, minuman dalam botol yang langsung diminum‎

IDN Times/Daruwaskita

Masyarakat di Indonesia masih jarang yang mengolah jahe menjadi salah satu jenis minuman yang dikemas dalam botol dan langsung dapat dikonsumsi. Padahal jahe memiliki khasiat yang banyak terutama untuk tubuh.

Namun di tangan Elisabeth Berti bahan baku jahe yang dicampur dengan rempah-rempah asli Indonesia dibuat sirup. Warga Sorowajan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta ini memanfaatkan jahe emprit yang ukurannya kecil. Meski dari ukurannya kecil, jahe tersebut saat dikonsumsi rasa pedasnya terasa hingga terasa hangat di tubuh. Jahe itu kemudian diolah menjadi sirup dengan kemasan yang lebih modern sehingga menarik minat konsumen. 

2. Mulai produksi sirup Jahe Emprit tahun 2017‎

IDN Times/Daruwaskita

Berti menceritakan usaha memproduksi minuman sirup Jahe Emprit "Sumber Berkah" ini dimulai pada tahun 2017. Untuk bahan baku jahe emprit, Berti memanfaatkan produksi jahe emprit yang cukup melimpah di daerah Temanggung Jawa Tengah. Harganya pun masih cukup terjangkau yaitu sekitar Rp 10 ribu per kiloogramnya.

"Untuk membuat sirup Jahe Emprit ini saya sengaja mengambil bahan baku dari Temanggung karena kualitas jahenya jauh lebih bagus dibandingkan daerah lain dan harganya masih terjangkau karena petani yang menanam jahe sangat banyak,"ujarnya, Sabtu (11/5).

3. Dalam 1 bulan butuh 100-200 kilogram jahe emprit‎

IDN Times/Daruwaskita

Berti mengaku membutuhkan 100 kilogram hingga 200 kilogram jahe setiap bulannya untuk diolah menjadi minuman sirup jahe emprit. Pengolahannya pun masih menggunakan cara tradisional serta tidak menggunakan bahan pengawet.

"Hanya jahe dibersihkan kulitnya kemudian dihaluskan kemudian diperas. Perasan air jahe tersebut dicampur dengan air yang telah matang ditambahi bumbu-bumbu atau rempah-rempah dan gula jawa kemudian dimasak sampai matang," ucapnya.

Setelah matang, caampuran itu kemudian dimasukkan ke dalam botol dengan berbagai ukuran mulai dari 300 mililiter hingga botol yang mampu menampung lebih banyak sirup jahe emprit untuk dijual.

"Justru produksi sirup jahe emprit ini lebah banyak permintaan dari luar kota seperti Bali, Bandung, Jakarta dan Surabaya. Di Yogyakarta dan Jawa Tengah pasarnya justru belum terbentuk," ungkapnya.

Baca Juga: 5 Tempat Sahur Paling Asyik di Yogyakarta, Biar Kamu Semangat Puasa

Berita Terkini Lainnya