TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ingin Berwisata dengan Sehat, Inilah Tips dari Dosen Kesehatan UGM 

Dosen UGM anjurkan risk assesment solusi berwisata aman

ilustrasi berwisata (pexels.com/Thanakorn Phanthura)

Sleman, IDN Times - Dosen Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam Universitas Gadjah Mada (UGM) mengingatkan beberapa penyakit yang mengintai kesehatan wisatawan saat berwisata.

YanriWijayantiSubronto memaparkan penyakit yang berasal dari infeksi dan non-infeksi dapat mengancam wisatawan jika tak waspada dan tidak merencanakan perjalanan dengan baik.  

 

1. Cari tahu tentang daerah tujuan wisata

Unsplash.com/Maid Milinkic

Penyakit-penyakit infeksi dan gejala yang sering berhubungan dengan berwisata antara lain ialah diare dan masalah gastrointestinal, hepatitis A, malaria, dengue fever atau demam berdarah, infeksi parasit, tuberkolosis, typhoid fever atau tipes, yellow fever, dan meningitis atau radang selaput otak. 

“Oleh karena itu, salah satu kewaspadaan yang perlu kita lakukan adalah kita perlu mengantisipasi higienis-sanitasi di warung-warung yang kita kunjungi,” tutur Yanri, Senin (18/7/2022). 

 

Baca Juga: Pengin Minimalkan Overthinking, Ini Cara Atasi Menurut Psikolog UGM  

2. Contoh penyakit non-infeksi yang sering terjadi pada wisatawan

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Sedangkan untuk penyakit non-infeksi, berupa neurologis seperti altitude sickness dan decompression sickness. 

Altitude sickness atau yang kadang disebut mountain sickness adalah penyakit yang dapat ditemui ketika melakukan kegiatan pendakian. Ini merupakan kumpulan gejala yang terjadi ketika mendaki atau berjalan ke daerah yang lebih tinggi. Penyakit ini bisa didapati karena melakukan pendakian dengan terlalu cepat, dimana badan belum punya cukup waktu untuk beradaptasi dengan tekanan udara dan kadar oksigen rendah di tempat dengan ketinggian yang lebih tinggi.  

Kemudian ada decompression sickness atau caisson disease yang biasa didapati oleh para penyelam scuba. Penyakit ini muncul ketika tubuh melewati perubahan tekanan air yang terlalu cepat. Hal ini bisa mengakibatkan nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang dapat menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ. Gejalanya bervariasi tergatung dari lokasi terjadi penyumbatan, misalnya nyeri sendi, pusing, tubuh lemas, sesak napas. 

Baca Juga: UGM Bakal Luncurkan Prototipe Candi Borobudur Versi Metaverse  

Berita Terkini Lainnya