Tankaman: Hiking di Lereng Merapi dengan Pemandangan Ajaib

Wajib dicoba!

Intinya Sih...

  • Pemuda di desa Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta, menemukan peluang kreativitas di tengah pandemi COVID-19.
  • Para pemuda memberdayakan tanah kosong menjadi taman alami bernama Tankaman dengan pemandangan Gunung Merapi yang memukau.
  • Tankaman Natural Park masuk ke dalam wilayah Desa BRILiaN dan meraih prestasi sebagai salah satu Desa BRILiaN pada 2023.

Pandemi COVID-19 memang membawa banyak perubahan, termasuk bagi para pemuda di desa Hargobinangun, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tengah keterbatasan kala itu, mereka justru menemukan peluang untuk berkreasi.

Dengan melambatnya aktivitas pasca masa lockdown ("slowing down" kata Sultan Hamengku Buwono X kala itu), di mana kampung-kampung ditutup—tidak ada yang bisa sembarang keluar dan masuk kecuali urusan penting—tidak ada pula kafe atau warung untuk "nongkrong". Para pemuda ini menemukan cara untuk tetap aktif dan tidak terpenjara oleh rasa suntuk.

"Jadi waktu pandemi itu di mana-mana tutup, akhirnya kami ngumpul ngopi-ngopi di tempat ini," kata Abi, salah seorang pemuda Hargobinangun merujuk pada tanah kas desa.

Di tempat ini pula mereka terbesit ide untuk memberdayakan tanah kosong untuk menjadi taman alami yang nantinya bisa dikunjungi oleh siapa saja dengan suguhan pemandangan Merapi dan udara sejuk khas lereng gunung sebagai sajian utamanya.

Kebetulan, kebun yang mereka jadikan tempat nongkrong ini terletak di sebelah timur (bahasa jawa: wetan) Pemakaman Kaliurang, jadi sematkanlah nama Tankaman yang merupakan kependekan dari "wetan pemakaman" atau "di timur pemakaman".

Tankaman: Hiking di Lereng Merapi dengan Pemandangan AjaibArea duduk di Tankaman (IDN Times/Yogie Fadila)

Berawal dari tempat nongkrong di “kebon”, Tankaman menjelma menjadi destinasi wisata alam yang memukau. Pemandangan Gunung Merapi yang asri, udara sejuk khas lereng gunung, dan jalur hiking yang menantang menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung.

Minggu (28/04/2024) lalu, IDN Times berkesempatan menjajal sendiri rute hiking Tankaman. Kami disambut hangat oleh Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Tankaman, Fahrizal Yuwana Khoirul Huda, dan pemandu kami, Abi dan Pak Gatot.

Tepat pukul 09.00 WIB, petualangan kami dimulai. Langkah kaki kami menyusuri perkebunan kopi, disambut dengan pemandangan hijau yang menyegarkan. Seiring perjalanan, pepohonan kopi berganti dengan pohon sengon, mahoni, dan bambu raksasa yang menjulang tinggi.

Tankaman: Hiking di Lereng Merapi dengan Pemandangan AjaibHiking Tankaman

Tantangan pertama menghampiri di awal pendakian. Turunan curam yang bagaikan jurang terjal menjadi ujian bagi para pendaki pemula. Berkat arahan sabar dari para guide, kami berhasil melewati rintangan ini dengan aman.

Turunan tadi menuntun kami ke kontur tanah yang lebih rendah dan berbatu menyerupai sebuah kali tapi tidak dilalui air. "Tempat ini, kalau hujan di [puncak] Merapi sangat deras, baru dialiri air," Pak Gatot menjelaskan. Untung hari itu cukup cerah sehingga kami tidak perlu khawatir.

Perjalanan dilanjutkan dengan trekking di perbukitan dan rerumputan liar yang tinggi. Di sini, kami disuguhkan pemandangan hijau yang luas dan hamparan Kali Kuning yang jernih di kejauhan. Sebuah momen yang sempurna untuk beristirahat sejenak dan menikmati bekal yang telah disediakan.

Petualangan selanjutnya membawa kami menuju Plunyon, lokasi syuting film KKN di Desa Penari yang terkenal dengan jembatan ikoniknya. Dari sini, kami memulai pendakian terakhir menuju Tankaman kembali.

Tankaman: Hiking di Lereng Merapi dengan Pemandangan AjaibHiking Tankaman, main di Kali Kuning (IDN Times/Yogie Fadila)

Tanjakan terjal dan hutan yang lebat menjadi tantangan utama di bagian akhir ini. Jembatan setengah runtuh peninggalan Belanda dan jalur sempit yang licin dengan jurang-jurang berbahaya memacu adrenalin kami.

Namun, rasa lelah terbayar lunas ketika kami kembali bertemu dengan vegetasi perkebunan, tanda bahwa garis finis di Tankaman semakin dekat. Sebuah jalur memutar akibat pohon tumbang menjadi rintangan terakhir sebelum kami akhirnya kembali ke Tankaman.

Kelelahan tergantikan dengan rasa puas dan bahagia ketika kami disuguhkan kudapan dan minuman sederhana di Tankaman. Rasanya luar biasa istimewa setelah petualangan yang menguras energi dan penuh tantangan.

Tankaman Natural Park masuk ke dalam wilayah Desa Hargobinangun yang meraih predikat sebagai salah satu Desa BRILiaN pada 2023. Prestasinya mencapai 10 besar di Regional Yogyakarta dan 30 besar di skala nasional. 

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono mengatakan, "program Desa BRILiaN lebih banyak pada kegiatan empowerment berupa literasi & assistance."

Menurutnya, Desa BRILiaN merupakan program inkubasi desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa.

"Desa yang tergabung dalam program Desa BRILiaN diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya," sambung John.

Baca Juga: Tankaman Natural Park: Lokasi, Harga Tiket, dan Tips Berkunjung

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya