Keunikan Upacara Adat Saparan Bekakak Gamping, Meriah Pol!

Lahir dari tragedi yang menimpa keluarga Kiai Wirosuto

Upacara adat Saparan Bekakak adalah salah satu budaya asli Yogyakarta yang dilakukan dengan memberi persembahan berupa hewan atau manusia (diganti dengan boneka). Mulanya, tradisi ini diadakan atas perintah Sri Sultan I.

Rangkaian acaranya yang berlangsung semarak dengan berbagai ornamen yang dijajarkan membuat Saparan Bekakak menjadi daya tarik wisata di Yogyakarta. Nah, berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu tahu mengenai upacara adat Saparan Bekakak. Simak sampai habis, ya!

1. Sudah ada sejak abad ke-18

Keunikan Upacara Adat Saparan Bekakak Gamping, Meriah Pol!Kirab Saparan Bekakak. (slemankab.go.id)

Yogyakarta memang sangat menjaga kelestarian budaya dan keseniannya. Setiap tahunnya, ada banyak ritual diselenggarakan yang dibuka untuk umum seperti Saparan Bekakak.

Ritual ini sangat dijaga keberlangsungannya sejak tahun 1755 atau abad ke-18. Saparan Bekakak diadakan untuk menghormati roh Kiai dan Nyai Wirosuto sekeluarga, serta meminta perlindungan dari gangguan makhluk halus.

Kala itu, keluarga Kiai Wirosuto memilih tinggal di sebuah gua di Gunung Gamping saat pembangunan Keraton Yogyakarta. Namun nahas, Kiai Wirosuto dan keluarga meninggal tertimpa longsoran Gunung Gamping dan jasadnya dinyatakan hilang.

2. Diadakan di bulan Sapar

Keunikan Upacara Adat Saparan Bekakak Gamping, Meriah Pol!kirab budaya Saparan Bekakak di Desa Ambarketawang, Sleman (dok. FOTO ANTARA/Noveradika)

Saparan Bekakak Gamping diadakan setiap tahunnya pada bulan Safar dalam kalender penanggalan Jawa. Upacara adat ini dilaksanakan oleh masyarakat Desa Ambarketawang, dengan mengambil lokasi di kompleks Taman Wisata Alam Batu Gamping, yang merupakan situs sejarah purbakala. 

Kegiatan dimulai pada malam hari dan dilanjutkan selama dua malam berikutnya. Saparan Bekakak Gamping pun didukung sepenuhnya oleh pemerintah Kabupaten Sleman.

Baca Juga: Keunikan Upacara Adat Siraman Pusaka dan Labuhan

3. Prosesi upacara yang disambut antusias masyarakat

Keunikan Upacara Adat Saparan Bekakak Gamping, Meriah Pol!upacara adat Saparan Bekakak di Ambarketawang, Gamping (twitter.com/iLoveSleman)

Melansir situs Dinas Kebudayaan Di Yogyakarta, rangkaian Saparan Bekakak Gamping terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Persiapan

Panitia membuat juruh dan bekakak berbahan tepung ketan yang diiringi dengan gejong lesung. Setelah rampung, dilanjut dengan pembuatan boneka bekakak laki-laki dan perempuan, genderuwo raksasa, kembang mayang, dan sajen-sajen.

2. Midodareni Bekakak

Meski bekakak berupa boneka, menurut adat tetap perlu diadakan upacara midodareni. Layaknya pengantin yang didatangi bidadari pada malam sebelum acara pernikahan.

Biasanya, Midodareni Bekakak berlangsung pada malam hari, namun bisa juga di siang hari bergantung pada kesepakatan panitia. Dengan arak-arakan pengantin bekakak, sesaji, dan sepasang wewe gombel menuju Balai Desa Ambarketawang untuk diadakan tirakatan.

3. Kirab Pengantin Bekakak

Tahap Saparan Bekakak satu ini begitu ramai dipadati masyarakat. Pada momen inilah berlangsung pawai dan arak-arakan pengantin bekakak dan sesaji Sugengan Ageng yang diiringi jathilan, barisan prajurit yang membawa umbul-umbul, pembawa kembang mayang, barisan selawatan, hingga barisan berkuda.

Semua perlengkapan Saparan Bekakak dipindahkan dari Balai Desa Ambarketawang ke lokasi penyembelihan pengantin bekakak. Biasanya berada di komplek Taman Wisata Alam Batu Gamping.

4. Nyembelih Pengantin Bekakak

Setibanya di TWA Batu Gamping, pengantin bekakak diusung ke mulut gua. Setelah pembacaan doa selesai, sepasang bekakak kemudian dipotong-potong untuk dibagikan kepada pengunjung dengan sesaji lainnya.

5. Sugengan Ageng

Tahap terakhir yaitu penyerahan sesaji Sugengan Ageng di Gunung Kiling. Prosesi diawali dengan pembacaan doa-doa yang dipimpin oleh ulama dan ditutup dengan pelepasan sepasang merpati.

4. Rute perjalanan ke Taman Wisata Alam Batu Gamping

Keunikan Upacara Adat Saparan Bekakak Gamping, Meriah Pol!persiapan Nyembelih Pengantin Bekakak (dok. KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

Bagi yang ingin menyaksikan keseruan acara Nyembelih Pengantin Bekakak di TWA Batu Gamping, kamu bisa bertolak dari pusat Kota Yogyakarta dengan menempuh perjalanan 17 kilometer. Ambil arah menuju Candi Pramanan, sesampainya di pertigaan Pasar Prambanan, ambil kanan menuju arah Piyungan hingga menemukan papan petunjuk jalan menuju Tebing Breksi dan Batu Gamping.

Demikian beberapa hal menarik yang perlu kamu tahu mengenai upacara adat Saparan Bekakak. Tertarik mengikutinya?

Baca Juga: 4 Pasar Klithikan di Jogja, Surga Berburu Barang Antik

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya