Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  

Sayangnya karena pandemik perayaan tahun ini jadi terbatas

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki tradisi turun temurun yang masih terjaga. Salah satunya adalah Yasa Peksi Burak yang tak lain adalah perayaan Isra Mikraj.

Ritual ini ini akan dipimpin langsung oleh keluarga Keraton Yogyakarta. Agar tak lagi penasaran, berikut ulasan lengkap soal Yasa Peksi Burak yang wajib kamu mengerti. 

1. Makna Yasa Peksi Burak

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/kratonjogja)

Yasa Peksi Burak memiliki makna yang mendalam. Yasa berarti mengadakan atau membuat, peksi artinya burung, dan burak diambil dari kata buraq yang tak lain adalah makhluk yang dinaiki Nabi Muhammad SAW ketika perjalanan Isra Mikraj.

Sama halnya dengan namanya, keluarga Keraton Yogyakarta akan berkumpul untuk membuat sepasang Peksi Burak, serta dua pohon buah dan empat pohon bunga.

Peristiwa penting dalam sejarah Islam ini dihadiri para semua putri Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB X, yaitu GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara.

Tak ketinggalan hadir sentana dalem putri, di antaranya adalah GBRAy Riyokusumo dan BRAy Nuraida Joyokusumo. Serta, beberapa wayah dalem putri, buyut dalem putri, dan para abdi dalem keparak.

2. Dimulai sejak pagi, acara Yasa Peksi Burak dipimpin oleh Lurah Putri

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/gkrbendara)

Acara peringatan Isra Mikraj 1442 H dimulai sejak pagi hari dan dipimpin langsung oleh GKR Mangkubumi yang tak lain sebagai Lurah Putri. Adapun tugas dari abdi dalem keparak yaitu menyiapkan aneka bahan yang yang disiapkan atau disebut sebagai uba rampe seperti daun pandan dan daun pacar cina, buah lokal, dan bunga. Sementara tugas sentana dalem putri adalah mengupas kulir jeruk bali yang nantinya akan dibentuk menyerupai buraq.

Kulit jeruk bali sangat penting di sini karena selain dibentuk, juga akan diukir sehingga tampak seperti kepala, leher, badan, dan sayap burung. GKR Condrokirono, GKR Maduretno, dan GKR Hayu juga berperan dalam pembuatan dan pemasangan sepasang burung buraq.

Baca Juga: 5 Fakta Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, Jarang Diketahui

Baca Juga: 5 Kafe Dekat Keraton Yogyakarta, Nyaman untuk Tempat Bekerja

3. Sebanyak empat pohon bunga melambangkan surga yang indah

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/kratonjogja)

Selain sepasang burung buraq, dalam acara ini terdapat empat pohon bunga yang melambangkan taman surga. Pohon bunga ini terdiri dari rangkaian daun pacar cina yang diberikan hiasan bunga kamboja aneka warna, bunga patra menggala, untaian bunga kenanga, mawar, dan tambahan beberapa bunga lainnya.

Setelah dirangkai oleh para abdi dalem keraton, GKR Mangkubumi dan GKR Bendara, dibantu kerabat putri menyusun pohon yang akan dipakai untuk sarang Peksi Burak. Sarang dibuat dari aneka buah-buahan yang biasanya terdiri dari pisang raja, jeruk bali, salak, jeruk keprok, sawo, manggis, apel, tebu, dan rambutan. Buah-buahan dirangkai menjadi hiasan Peksi Buraq yang terakhir.

4. Peksi Burak didoakan dan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/dhaneeeeee)

Setelah selesai GKR Mangkubumi akan menyerahkan rangkaian Peksi Burak kepada Abdi Dalem Kanca Kaji dan Suranata. Dalam proses ini, Peksi Burak didoakan oleh Abdi Dalem Kanca Kaji dan Suranata sebelum dibawa menuju Masjid Gedhe Kauman.

Proses membawa Peksi Burak ini biasanya melalui Regol Kamandungan Lor dan Jalan Rotowijayan. Iring-iringan ini tentu menjadi minat untuk masyarakat karena tidak setiap hari ada perayaan seperti ini. Jalan yang dilewati oleh arak-arakan pembawa Peksi Burak akan ditutup sementara demi kelancaran perjalanan.

5. Pengajian dalam rangka Isra Mikraj

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/kratonjogja)

Nah, setelah salat Isya, atau sekitar pukul 20.00 WIB, akan diadakan pengajian peringatan Isra Mikraj, biasanya pengajian dipimpin oleh seorang Kiai.  Peringatah tahun ini akan dipimpin oleh KRT Zuban Hadiningrat dari Kawadanan Pengulon.

Dikutip dari laman kratonjogja.id, KRT Zuban Hadiningrat membuka pengajian dengan membacakan riwayat peristiwa Isra Mikraj, dialog pendek antara Malaikat Jibril dengan Nabi Muhammad SAW. Tak ketinggalan, disampaikan hikmah di balik peristiwa Isra Mikraj.

6. Tradisi membagi buah-buahan yang ada dalam Peksi Burak

Yasa Peksi Burak, Tradisi Perayaan Isra Mikraj di Yogyakarta  Perayaan Peksi Burak (instagram.com/fotokitaid)

Pengajian dalam rangka peringatan Isra Mikraj biasanya terbuka untuk umum. Tak sedikit masyarakat yang datang dari segala penjuru Yogyakarta untuk turut dalam pengajian tersebut. Nah, selepas pengajian buah-buahan yang menjadi bagian dari Peksi Burak lantas dibagikan kepada masyarakat yang hadir.

Sayangnya karena pandemik, peringatan Yasa Peksi Burak diadakan lebih terbatas. Pengajian tidak terbuka oleh umum dan prokes dijalankan dengan ketat 

Semoga Yasa Peksi Burak tahun depan bisa dilakukan bersama masyarakat yang bisa turut hadir dan mengaji bersama. 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya