Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton Jogja

Setiap gunungan isinya dan maknanya berbeda-beda 

Prosesi garebeg adalah momen yang diminati. Dari arak-arak gunungan dan akhirnya diperebutkan oleh banyak orang, menjadi hal yang paling ditunggu. Tahukah kamu gunungan Keraton Jogja mempunyai enam jenis bahan pangan dan filosofi yang berbeda? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!

1. Gunungan Kakung

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton JogjaGunungan Grebeg. IDN Times / Febriana Sinta

Menurut laman kratonjogja.id, gunungan kakung memiliki bentuk kerucut yang tinggi menjulang. Kerangkanya memakai besi dan terdiri dari baderan, bendul, sangsangan, dengul, pelokan, dan thengkilan kacang.

Baderan adalah kue dari tepung beras yang dibentuk menyerupai ikan bader atau ikan tawes berjumlah lima buah dan ditancapkan pada puncak gunungan. Di bawah baderan terdapat bendul kue tepung beras yang berbentuk bola-bola kecil warna cokelat, disusun secara melingkar.

Selanjutnya di bawah bendul ada sangsangan atau kalung yang terdiri dari telur asin yang dipasang melingkar hingga mirip kalung. Sisa permukaan gunungan ditutup oleh thengkilan kacang yang tak lain adalah rangkaian kacang panjang, cabai merah, cabai hijau, dan kucu atau kue kecil dari ketan yang dibentuk bulat. Semuanya diikat dan diberi tangkai dari bambu yang disebut sujen.

Untuk hiasannya menggunakan dhengul atau telur rebus yang diberi tangkai dari bambu dan pelokan atau telur dadar. Landasan dari gunungan kakung adalah kain bangun tulak yang juga dikenal biasa dipasangkan saat selamatan membangun rumah yang berfungsi untuk penolak bala. Gunungan Kakung melambangkan sifat yang dimiliki pria ksatria Jawa.

2. Gunungan Estri

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton Jogjailustrasi gunungan estri (kratonjogja.id)

Dalam bahasa Jawa, estri adalah istri atau perempuan. Maka gunungan estri adalah perlambang seorang wanita Jawa. Gunungan estri adalah gunungan yang dibuat pertama dengan prosesi yang dikenal sebagai upacara numplak wajik.

Gunungan Estri memiliki bentuk seperti bokor atau wadah air pada dari logam yang banyak digunakan pada zaman dulu untuk berbagai upacara adat. Bagian bawah gunungan lebih kecil dibandingkan tengah, lalu kembali mengecil pada bagian atas. Rangkanya terbuat dari bambu dengan bagian puncaknya disebut mustaka yang terdapat sebuah kue ketan warna hitam yang bentuknya menyerupai gunungan wayang kulit.

Gunungan estri berwarna-warni dan sangat cantik. Di bagian mustaka atau kepala, terdapat ilat-ilatan atau kue ketan yang pipih memanjang seperti lidah. Di bagian bawhanya terdapat sabunan yang tak lain adalah gulungan daun pisang atau klaras yang bagian atasnya diberi kucu berbentuk bulatan putih dan upil-upil yang terbuat dari lima warna yakni putih, merah, kuning, hijau, dan hitam. Keduanya terbuat dari beras ketan, lalu ditata melingkar sedemikian rupa.

Lebih rendah lagi di luar susunan sabunan, ditata kue ketan putih berbentuk bundar yang disebut rengginang. Setiap rengginang dipasangkan satu buah kucu dan lima buah upil-upil berbeda warna. Sementara di antara rengginang, terdapat bethetan atau kue ketan merah dengan bentuk kepala burung betet, dan ole-ole yang berbentuk kecil menjuntai.

Di dalam gunungan estri ada satu bakul wajik yang yang disusun berlapis bersama tiwul. Wajik dulunya dikenal sebagai makanan kelas atas, sedangkan tiwul adalah makanan rakyat biasa. Hal ini menjadi simbol adanya kedekatan raja dengan rakyat. Bakul ini lantas ditutup dengan pelepah pisang supaya tidak tampak dari luar.

Pada pelepah pisang digantungkan eblek dan tedheng yang terbuat dari ketan, berwarna outih dan merah. Eblek memiliki bentuk persegi panjang dan tedheng segi tiga.

 

Baca Juga: Keraton Yogyakarta Bakal Menggelar Garebeg Maulud Pekan Depan 

3. Gunungan Dharat

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton JogjaInstagram/Kratonjogja

Gunungan dharat berbentuk tak berbeda jauh dari gunungan estri. Rangkanya juga terbuat dari bambu, tapi yang membedakan adalah mustakanya yang tidak berwarna hitam dan ilat-ilatan yang berwarna-warni.

Mustaka gunungan dharat dikelilingi oleh upil-upilan. Di bagian luarnya diletakkan tlapukan bintang dan di luarnya tlapukan terpasang rengginang. Tlapukan merupakan kue ketan berbentuk bintang yang warna-warni yang setiap tlapukan diberi satu kucu dan lima buah upil-upil.

Pada Gunungan Dharat juga dipasang ole-ole dan bethetan. Sementara gunungan dharat juga ditutup dengan pelepah pisang. Sesuai namanya, gunung dharat adalah gambaran dari dunia dan seisinya.

4. Gunungan Gephak

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton JogjaGunungan Gephak (kratonjogja.id)

Gunungan gepak atau gephak memiliki bentuk yang berbeda dibanding gunungan lain. Gunungan ini terdiri dari keranjang-keranjang yang berisi lima jenis warna kue seperti warna seperti wajik, jadah, lemper, roti bolu, dan bolu emprit. Di bagian atas keranjang diletakkan buah-buahan. Setiap jenis buah terdiri dari dua biji, berpasangan sejodoh atau satu jodoh.

Kue dan buah tadi tidak disusun meninggi, namun diletakkan pada jodhang, lalu diselimuti kain bangun tulak sehingga tampak seperti tonjolan-tonjolan tumpul. Dan inilah alasan mengapa disebut sebagai gunungan gepak.

5. Gunungan Pawuhan

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton Jogjakirab-gunungan-ketupat-antara.jpg

Bentuk Gunungan Pawuhan tak berbeda jauh dari Gunungan estri dan Dharat, tapi berukuran lebih kecil dan mustakanya terdiri dari bendera putih. Rangka Gunungan Pawuhan terbuat dari bambu yang bagian atasnya ditusuk dengan lidi-lidi dan ujungnya diberi picisan dari timah yang dicairkan dan dibentuk seperti koin-koin berukuran kecil.

Sekeliling badan gunungan dipasang buntal yang menjuntai sampai badan gunungan, terbuat dari daun udan mas, cowekan, dan kembang merah yang disusun secara bergantian.

Pawuhan berasal dari kata uwuh atau sampah, dberi nama seperti itu karena gunungan tersebut berisi segala macam sisa bahan dari gunungan yang lain yang bertujuan agar tidak ada material yang terbuang.

6. Gunungan Bromo

Mengenal 6 Jenis Gunungan yang Muncul di Prosesi Garebeg Keraton JogjaInstagram/Kratonjogja

Gunungan brama atau bromo mirip dengan Gunungan Estri tapi bagian atas gunungan dihias dengan bendera segitiga berwarna merah dan badannya dihias dengan ole-ole yang dirangkai mirip jala. Uniknya, di puncak Gunungan Brama kamu akan melihat lubang untuk menempatkan anglo.

Anglo akan diisi arang membara untuk membakar kemenyan sehingga dari lubang tersebut akan mengepulkan asap tebal.

Nah, Gunungan Bromo hanya dikeluarkan saat Garebeg Maulud Tahun Dal yang diadakan setiap delapan tahun sekali. Selain itu, Gunungan Bromo tidak dibagikan kepada masyarakat melainkan hanya kepada keluarga Sri Sultan saja.

Baca Juga: Hajad Dalem Sekaten Keraton Yogyakarta Digelar 7 Hari, Ini Jadwalnya 

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya