Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sejarah Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman di Jogja, Sejak 1970-an

potret Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman Yogyakarta (IDN Times/Dyar Ayu)
Intinya sih...
  • Kampung Kauman Yogyakarta adalah permukiman historis di tengah kota, mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi Jawa.
  • Pasar Sore Ramadan Kauman muncul dari kebiasaan pedagang menawarkan makanan sejak tahun 1970-an, berkembang hingga saat ini.
  • Keberadaan pasar ini diharapkan langgeng karena memperkenalkan makanan tradisional kesukaan Sultan Ngayogyakarta.

Kampung Kauman Yogyakarta adalah sebuah permukiman historis yang berdiri di tengah kota. Tak jauh dari Malioboro, Titik 0 KM, hingga Masjid Gedhe Kauman, sehingga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi Jawa. Nah, kawasan ini dahulu menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan Islam yang erat hubungannya dengan Kesultanan Yogyakarta. 

Setiap bulan puasa, suasana sebagai kampung Muslim kian terasa karena munculnya Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman. Gak banyak yang tahu, ternyata ada sejarah panjang di balik munculnya pasar tiban tersebut, lho. 

1. Berawal dari pedagang lauk pauk sejak sebelum 1970

Pasar Ramadan Kauman (IDNTimes/Febriana Sinta)

Pasar Ramadan di Kauman berawal dari kebiasaan para pedagang yang aktif menawarkan makanannya. Kebanyakan dari mereka berdagang lauk pauk dan sudah ada sejak sebelum tahun 1970-an. Waktunya tidak hanya terbatas saat Ramadan, melainkan setiap hari. 

Ketua RW 10 Kauman, Chawari, mengatakan para pedagang mulai menggunakan tenda di tempat tersebut pada pertengahan 90-an. "Sekitar tahun 1994-1995, ibu-ibu pedagang banyak yang mulai pasang tenda, yang kemudian kita bantu pasang," ujarnya beberapa waktu lalu dilansir laman resmi Muhammadiyah. 

Selanjutnya, pada 22 Januari 1996 atau 1 Ramadan 1416, Pasar Sore Ramadan Kauman dimulai. Pada saat itu pasar dikelola oleh pihak RW 10 yang pada masa itu dijabat oleh M. Iban Badawi. Iban Badawi sendiri adalah salah satu putra KH Ahmad Badawi, yang tak lain adalah ketua PP Muhammadiyah 1962-1968.

Pelan tapi pasti pasar sore ini berkembang baik dari sisi fasilitas hingga pengelolaannya sampai saat ini. 

2. Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman kini punya puluhan pedagang

potret Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman Yogyakarta (IDN Times/Dyar Ayu)

Keunikan yang hanya kamu temukan di pasar tiban Kauman adalah lokasi berjualannya yang ada di dalam gang. Mungil dan sempit, tapi dari ujung ke ujung penuh dengan penjaja makanan yang beragam. Dijamin bikin kalap kalau tak kuat iman!

Setidaknya ada 55 pedagang yang menempati lapak-lapak meski di beberapa saat bisa kurang dari itu. Chawari menjelaskan mereka yang berminat berdagang di Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman akan diundang lebih dulu untuk pendaftaran hingga dijelaskan mengenai tata tertibnya. Saat itu calon pedagang juga diminta membawa makanan yang akan dijual supaya saling tahu produk yang akan dipasarkan.

"Penjualnya tidak hanya dari kauman. Ada yang dari Madukismo, Imogiri, macam-macam. Tapi, memang banyak yang dari Kauman,” kata Chawari. 

3. Menjajakan makanan kesukaan Sultan Jogja dan khas Kauman

Kicak, makanan khas saat Ramadan di Pasar Kauman (IDNTimes/Febriana Sinta)

Keberadaan Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman di Yogyakarta diharapkan bisa langgeng. Selain karena sudah terjalin puluhan tahun, pedagang-pedagang ini banyak yang memperkenalkan makanan tradisional yang sudah jarang ada di tempat lain. 

Menurut Chawari, makanan yang dijajakan banyak mengacu pada kesukaan Sultan Ngayogyakarta. Misalnya sangga buwana, makanan bercita rasa gurih yang ternyata merupakan favorit dari Sultan Hamengku Buwono VIII. Selain itu ada juga kicak, makanan khas Kauman yang hanya bisa ditemui saat bulan suci Ramadan.

Sayang sekali kalau tak menyempatkan singgah ke Pasar Sore Ramadan Kampung Kauman di Yogyakarta tahun ini. Tak setiap hari ada, kapan lagi bisa merasakan suasana hangat nan syahdu di kampung bersejarah beserta makanan uniknya. Yuk, agendakan segera?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
Paulus Risang
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us