Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (IDNTimes/Febriana Sinta)
Ciri khas sebagai bangunan indis terlihat dari bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta yang hingga saat ini hampir tidak mengalami perubahan. Bangunan ini terdapat nok acretorie atau kemuncam di sudut atap dan lucarne yang merupakan jendela kecil pada kemiringan atap yang berguna sebagai ventilasi udara sekaligus hiasan bangunan.
Selanjutnya pada bagian muka bangunan memiliki dua jenis bukaan, yaitu berbentuk persegi panjang dan setengah lingkaran yang masing-masing bukaan memiliki fungsi sebagai penerangan dalam bangunan. Laman Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta, menyebutkan denah gedung Pos Besar Yogyakarta berbentuk tapal kuda yang berkonsep arsitektur transisi.
Bangunan ini dinilai sebagai salah satu contoh arsitektur masa transisi atau peralihan dari gaya Indische Empire Style dari abad 18 dan 19, menuju ke gaya kolonial modern. Terdapat dua lantai dalam gedung ini, yaitu lantai pertama bagian asli dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.07/PW.007/MKP/2010.
Saat ini, Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya berfungsi sebagai layanan pos, beberapa bagian gedung digunakan sebagai tempat makan dan ngopi. Pernah mampir?