Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (IDNTimes/Febriana Sinta)
Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (IDNTimes/Febriana Sinta)

Intinya sih...

  • Tahun pembangunan Gedung Pos Besar Yogyakarta memiliki dua versi, sekitar tahun 1912 menurut Kementrian Pendidikan, dan 1800-an menurut Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • Gedung Pos Besar Yogyakarta awalnya dirancang sebagai kantor surat menyurat dan telekomunikasi oleh arsitek dari Burgerlijke Openbare Werken di tahun 1910.

  • Bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta merupakan cagar budaya dengan ciri khas bangunan indis yang hampir tidak mengalami perubahan, berkonsep arsitektur transisi dari abad 18 dan 19 menuju ke gaya kolonial modern.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gedung Kantor Pos Besar Yogyakarta yang terletak di kawasan Titik Nol Kilometer merupakan salah satu warisan arsitektur kolonial Belanda yang ikonik. Gedung ini mengusung gaya arsitektur Indische Empire Style atau Neo-Indische, yaitu perpaduan gaya kolonial Eropa terutama Belanda, dengan penyesuaian terhadap iklim tropis.

Ciri khasnya terlihat pada denah yang simetris, dinding yang tebal, langit tinggi terutama untuk sirkulasi udara, serta bukaan jendela setengah lingkaran, dan penggunaan marmet sebagai lantai.

1. Tahun pembangunan Gedung Pos Besar Yogyakarta

Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Ada dua versi mengenai tahun pembangunan Gedung Pos Besar Yogyakarta. Menurut laman Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta, gedung tersebut dibangun sekitar tahun 1912. Sedangkan laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, menulis bangunan sudah dibangun sejak 1800-an.

Namun di antara dua sumber tersebut memiliki kesamaan yakni Gedung Pos Yogyakarta dibangun oleh pemerintahan Belanda. Bukti campur tangan Belanda yang kental bisa disaksikan secara langsung melalui bangunan yang beralamat di Jalan Panembahan Senopati Nomor 2, Prawirodirjan, Kapanewon Gondomanan, Kota Yogyakarta, yang bergaya kolonial.

2. Sejak awal untuk menjadi kantor surat menyurat

Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Awalnya, gedung Pos Besar Yogyakarta dirancang oleh arsitek dari Burgerlijke Openbare Werken atau BOW di tahun 1910. Dua tahun kemudian, dilanjutkan dengan sebuah kantor untuk pelayanan surat menyurat dan telekomunikasi.

Dinamai Post, Telegraaf en Telefoonkantoor, menurut laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta lantaran sejak awal didirikan sebagai lokasi untuk kegiatan berkirim surat. Pemakaian sebagai sarana komunikasi tersebut dilanjutkan sampai saat ini sebagai Kantor Pos Besar Yogyakarta.

3. Bangunannya megah, telah jadi cagar budaya

Potret Gedung Pos Besar Yogyakarta (IDNTimes/Febriana Sinta)

Ciri khas sebagai bangunan indis terlihat dari bangunan Kantor Pos Besar Yogyakarta yang hingga saat ini hampir tidak mengalami perubahan. Bangunan ini terdapat nok acretorie atau kemuncam di sudut atap dan lucarne yang merupakan jendela kecil pada kemiringan atap yang berguna sebagai ventilasi udara sekaligus hiasan bangunan.

Selanjutnya pada bagian muka bangunan memiliki dua jenis bukaan, yaitu berbentuk persegi panjang dan setengah lingkaran yang masing-masing bukaan memiliki fungsi sebagai penerangan dalam bangunan. Laman Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta, menyebutkan denah gedung Pos Besar Yogyakarta berbentuk tapal kuda yang berkonsep arsitektur transisi.

Bangunan ini dinilai sebagai salah satu contoh arsitektur masa transisi atau peralihan dari gaya Indische Empire Style dari abad 18 dan 19, menuju ke gaya kolonial modern. Terdapat dua lantai dalam gedung ini, yaitu lantai pertama bagian asli dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : PM.07/PW.007/MKP/2010.

Saat ini, Kantor Pos Besar Yogyakarta tidak hanya berfungsi sebagai layanan pos, beberapa bagian gedung digunakan sebagai tempat makan dan ngopi. Pernah mampir?

Editorial Team