ilustrasi budaya Tionghoa di Kampung Ketandan (instagram.com/Yogyakarta)
Kampung Ketandan Jogja dikenal sebagai destinasi wisata dengan arsitektur Tionghoa yang memukau. Arsitektur ini mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya China yang menarik di tengah-tengah budaya Yogyakarta yang kuat dan masa penjajahan Belanda. Jadi tak mengherankan jika rumah-rumahnya memiliki corak arsitektur campuran antara China, tradisional Jawa, dan Indisch.
Corak arsitektur Tionghoa bisa dilihat dari model bubungan yang masuk dalam kategori Ngan San yang dipadu dengan model atap pelana khas Jawa. Sedangkan ragam hias seperti binatang, bunga, serta huruf-huruf China dan tempat persembahan pada leluhur memang sangat kental dengan budaya Tionghoa. Untuk budaya Indisch khas Belanda tentu bisa dilihat dari dinding tebal dengan pilar-pilar penyangga serta bangunan dengan langit-langit yang tinggi.
Selain itu, rumah-rumah di Kampung Ketandan sengaja dibangun menghadap ke jalan. Hal tersebut memang sengaja dibuat agar bangunan tersebut juga bisa menjadi area aktivitas perdagangan. Pembagian tata ruang di rumah-rumah pecinan Ketandan biasanya dibagi menjadi ruang depan sebagai tempat berdagang, ruang tengah untuk kamar tidur, area belakang sebagai dapur atau kamar mandi, serta lantai atas untuk kamar bahkan juga gudang barang.