Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sejarah Borobudur Marathon, Hadir Sejak 1990
Borobudur Marathon 2025 (borobudurmarathon.com)

Intinya sih...

  • Diinisiasi oleh Bob Hasan sejak 1990Borobudur Marathon berawal dari penyelenggaraan Borobudur 10K pada tahun 1990 oleh Bob Hasan, menarik perhatian pelari nasional dan internasional.

  • Adanya cheering team dari masyarakat lokal sebagai keunikannyaTahun 2017 menjadi titik balik dengan inovasi cheering team yang melibatkan masyarakat setempat, menunjukkan keramahan dan kentalnya budaya Jawa.

  • Efek baik dari Borobudur MarathonBorobudur Marathon 2024 diikuti oleh 10.500 peserta, memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi, pariwisata, dan memperkenalkan budaya Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Borobudur Marathon punya sejarah panjang yang menarik untuk disimak. Ajang lari bergengsi ini bukan cuma soal adu kecepatan, tapi juga tentang bagaimana olahraga bisa berpadu dengan pesona alam dan budaya Magelang.

Selama puluhan tahun, Borobudur Marathon terus berkembang hingga menjadi simbol kebanggaan bagi para pelari dari berbagai daerah di Indonesia. Penasaran bagaimana awal mulanya? Yuk, simak sejarah Borobudur Marathon berikut ini!

1. Diinisiasi oleh Bob Hasan sejak 1990

Ilustrasi Candi Borobudur (pexels.com/id-id/@charldurand)

Ajang lari internasional Borobudur Marathon berawal dari penyelenggaraan Borobudur 10K pada tahun 1990. Kompetisi sejauh 10 kilometer ini digagas oleh Bob Hasan, yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Sejak awal, ajang ini langsung menarik perhatian bukan hanya dari pelari nasional, tetapi juga atlet-atlet ternama dari berbagai negara.

Dalam jurnal “Transformasi Borobudur Marathon: Dari Ajang Lari Menuju Magnet Wisata Olahraga Jawa Tengah” karya Pranoto, dkk., yang terbit di Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata dan Perhotelan STIPARI Semarang (Volume 2, Nomor 1, Januari 2023), disebutkan bahwa momentum penting terjadi pada 2012 lewat penyelenggaraan Borobudur Interhash yang diinisiasi pengusaha Liem Chie An. Setahun kemudian, pada 2013, ajang Borobudur 10K kembali digelar dan berhasil menarik hingga 15 ribu peserta. Jumlah ini menunjukkan antusiasme tinggi masyarakat terhadap olahraga lari di kawasan bersejarah.

Memasuki masa ekspansi antara 2013 hingga 2016, panitia menambah kategori setengah maraton (21 km) dan maraton penuh (42 km) yang resmi diperkenalkan pada 2016. Di tahun yang sama, nama event pun berubah menjadi Borobudur Marathon, menandai langkah besar menuju ajang maraton bertaraf internasional.

2. Adanya cheering team dari masyarakat lokal sebagai keunikannya

Para pelari mengikuti gelaran Borobudur Marathon 2022 di Kabupaten Magelang, Minggu (13/11/2022). (dok. Borobudur Marathon)

Pranoto, dkk menjelaskan, tahun 2017 menjadi titik balik nan krusial untuk Borubudur Marathon. Mereka bekerja sama dengan Harian Kompas, Bank Jateng, hingga Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dilakukan juga pembatasan peserta menjadi kurang lebih 10.000 orang demi menjaga kenyamanan.

Saat itu diperkenalkan juga inovasi cheering team atau tim penyemangat yang melibatkan masyarakat setempat. Cheering team dari masyarakat ini merupakan keunggulan sekaligus keunikan yang ditawarkan oleh Borobudur Marathon dan jarang ada di event lari lainnya.

Ini menunjukkan bahwa sejarah Borobudur Marathon tidak bisa dilepaskan dari keramahan masyarakat dan kentalnya budaya Jawa yang dimiliki. Karena dari sini, pelari mendapat pengalaman yang mahal yang kemudian disebut sportourism yang menggabungkan aktivitas olahraga dengan gaya hidup.

3. Efek baik dari Borobudur Marathon

Para pelari mengikuti gelaran Borobudur Marathon 2022 di Kabupaten Magelang, Minggu (13/11/2022). (dok. Borobudur Marathon)

Mengutip laman Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, penyelenggaraan Borobudur Marathon 2024 diikuti oleh 10.500 peserta, dengan 158 di antaranya berasal dari luar negeri. Jumlah ini memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, terutama ekonomi dan pariwisata.

Dari sisi ekonomi, geliat terlihat dari meningkatnya permintaan di sektor kuliner, akomodasi, hingga transportasi. Sementara itu, masyarakat Magelang dan sekitarnya turut berperan aktif lewat keterlibatan UMKM dan cheering team. Tak kalah penting, ajang ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya, keindahan alam, serta destinasi wisata Indonesia kepada peserta dari dalam dan luar negeri.

Melihat perjalanan panjang Borobudur Marathon, terlihat bahwa pengelolaan acara yang konsisten dan profesional, ditambah sentuhan khas lokal, mampu memberi dampak luas bagi warga sekitar. Harapannya, keberhasilan ini bisa menjadi contoh bagi penyelenggara event lain agar tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team