Monumen Jogja Kembali: Sejarah dan Daya Tarik Monjali

- Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali) didirikan pada 29 Juli 1985 untuk mengabadikan peristiwa penarikan kolonial Belanda dari Kota Yogyakarta pada 29 Juni 1949.
- Bangunan museum berbentuk kerucut menyerupai tumpeng dengan kolam ikan di sekitarnya, melambangkan kesucian dan penolak sesuatu yang buruk.
- Terdiri dari 3 lantai, museum ini menyimpan koleksi bersejarah bangsa Indonesia, termasuk ruang Garbha Graha untuk mendoakan arwah para pahlawan yang gugur dalam merebut kemerdekaan.
Yogyakarta, kota yang kaya akan kebudayaan dan sejarah, selalu memiliki daya tarik bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya, Yogyakarta juga lekat dengan warisan sejarah yang terjaga dengan baik.
Museum menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa ini, menyimpan jejak-jejak peradaban, seni, dan perjuangan. Salah satu museum di Jogja yang menyimpan koleksi sejarah bangsa Indonesia adalah museum Monumen Jogja Kembali atau biasa disebut Monjali. Museum ini terletak di Jalan Ring Road Utara, Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Dalam artikel ini, akan diulas mengenai sejarah dan koleksi yang dimiliki Museum Monjali. Simak sampai habis untuk memperkaya wawasanmu tentang sejarah bangsa ini.
1. Sejarah museum monjali

Dilansir laman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, museum Monjali digagas oleh Kolonel Sugiarto pada tanggal 29 Juni 1983 dalam peringatan Yogya Kembali. Peringatan Yogya kembali adalah pengingat peristiwa sejarah yang terjadi pada 29 Juni 1949 yaitu ditariknya kolonial Belanda dari Kota Yogyakarta yang saat itu merupakan Ibu Kota Republik Indonesia.
Penarikan Belanda sekaligus mengembalikan fungsi Yogya sebagai Ibu Kota yang sempat direbut oleh kolonial. Untuk mengabadikan momentum tersebut, pada tanggal 29 Juli 1985 museum Monjali dibangun kemudian diresmikan pada tanggal 6 Juli 1989 oleh Presiden Soeharto.
Ibu Kota Republik Indonesia memang sempat dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta atas tawaran dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Hal tersebut dilatar belakangi oleh aksi teror yang dilakukan oleh militer Belanda sehingga menyebabkan Jakarta menjadi tidak aman.
2. Keunikan museum Monjali

Struktur dan bentuk bangunannya yang berbentuk kerucut menyerupai tumpeng membuat museum ini unik dan menjadi ciri khasnya. Bangunan induk museum dikelilingi oleh kolam ikan yang berfungsi sebagai pengaman. Menurut tradisi, kolam ini berfungsi sebagai penolak sesuatu yang buruk dan jahat.
Air dalam kolam tersebut melambangkan kesucian. Harapannya, dengan melewati kolam ikan sebelum memasuki bangunan induk museum, pengunjung akan merasa lebih siap dan mudah dalam memahami ilmu dan teladan dari para tokoh pahlawan bangsa saat berkunjung ke museum.
3. Koleksi museum Monjali

Dilansir laman resmi Museum Monjali, bangunan museum terdiri dari 3 lantai yang menyimpan koleksi bersejarah bangsa Indonesia. Pada lantai 1, terdapat 4 museum yang terdiri dari:
- Museum 1, berisi koleksi tentang sejarah proklamasi kemerdekaan.
- Museum 2, berisi koleksi tentang perang gerilya dengan sistem Pertahanan Rakyat Semesta.
- Museum 3, berisi koleksi tentang sejarah peristiwa serangan umum 1949,
- Museum 4, berisi koleksi tentang Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada masa itu.
Lantai 2 museum diisi dengan ruang 10 Diorama 3D dan 40 relief yang menggambarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sedangkan pada lantai 3 diisi dengan ruang Garbha Graha yang difungsikan untuk mendoakan arwah para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan.
Museum ini buka pada hari Selasa-Minggu pukul 08.00-16.00 WIB. Harga tiket masuknya dibanderol Rp15 ribu saja, dan ada potongan 10 persen untuk pemesanan tiket lebih dari 30 pax. Pengelola museum juga memberikan diskon 50 persen untuk rombongan anak TK, yatim piatu, dan difabel.
Bagi kamu yang sudah sering ke Jogja tapi belum sempat berkunjung ke museum Monjali, jangan lupa agendakan untuk perjalanan selanjutnya. Selain menambah wawasan, mengunjungi museum dapat menambah rasa cinta pada bangsa Indonesia dan semangat merawat bangsa untuk menghargai jasa para pahlawan.