Tugu Jogja (pexels.com/Al Fariz)
Dari Tugu Pal Putih, Keraton Yogyakarta, sampai Panggung Krapyak terbentang sebuah benang merah tak kasat mata yang disebut garis imajiner atau sumbu filosofi. Sedangkan secara lebih luasnya, garis ini turut menghubungkan antara Gunung Merapi di utara dan Pantai Parangkusumo di Selatan.
Dari sini kemudian muncul mitos, bahwa barang siapa yang berjalan mengikuti garis imajiner tersebut, akan mendapat berkah dan peningkatan spiritual. Terlepas dari benar atau tidaknya kabar ini, sumbu imajiner sendiri memang memiliki makna mendalam tentang ajaran Jawa yang disebut Sangkan Paraning Dumadi atau gambaran kehidupan manusia dari lahir sampai menuju kematian.
Itulah mitos Tugu Jogja yang masih banyak dipercaya sampai sekarang. Meski begitu, saat ini tugu tersebut telah dipagari sehingga masyarakat tidak bisa bebas memeluk atau berfoto di depannya. Dan tujuannya semata-mata untuk menjaga dan melindungi bangunan bersejarah tersebut dari tangan-tangan jahil dan tidak bertanggung jawab.